Skip to main content

Cara Budidaya Ikan Bandeng di Tambak

Pemeliharaan bandeng di tambak dapat ditujukan untuk produksi bandeng konsumsi langsung (300-500 gr/ekor), bandeng ukuran super untuk ekspor (> 800 gr/ekor), bandeng umpan (80-200 gr/ekor), dan produksi induk bandeng (> 4.000 gr/ekor).

Tambak untuk pemeliharaan bandeng berupa tambak lama atau tambak baru. Tambak bekas atau "tambak parkir" yang terlantar karena gagal dalam budi daya udang dapat digunakan untuk budi daya bandeng. 

Pemeliharaan bandeng di tambak

Sebelum ditebari benih, tambak perlu dipersiapkan. Tambak dikeringkan 4-7 hari, kemudian dilakukan pencangkulan dan pembalikan dasar tambak sedalam 15-20 cm dan perataan kembali. Peningkatan pH pada tambak dilakukan dengan menambahkan kapur sebanyak 800-1.000 kg/ha dan pupuk organik sebanyak 2.000-2.500 kg/ha.

Bila tambak telah diisi air dan ketinggiannya telah mencapai 40 cm. penebaran benih sudah dapat dilakukan. Benih dari hasil pendederan yang berukuran rata-rata 0,5-1,0 gr/ekor atau panjang 3-5 cm yang biasa disebut gelondongan muda ditebar dengan kepadatan 1-5 ekor/m2 atau 10.000-50.000 ekor/ha. Padat penebaran pada tambak tradisional antara 0,3-0.8 ekor/m2 (3.000-8.000 ekor/ha). Bila pemeliharaan bandeng di rujukan untuk memproduksi umpan padat penebaran dapat ditingkatkan hingga mencapai 10-12 ekor/m2 atau 100.000-120.000 ekor/ha untuk benih berukuran 2-3 cm.

Aklimatisasi di petak pembesaran biasanya berlangsung 3-7 hari. Pada saat itu pakan buatan belum diberikan. Sesudah aklimatisasi ketinggian air di tambak dinaikkan secara bertahap pada setiap pasang naik sampai mencapai 1 m. Pakan buatan mulai diberikan. Tanggapan terhadap pakan buatan akan tampak setelah 3-4 hari pemberian. 

Untuk budi daya intensif, pemberian pakan buatan yang baik diberikan sebanyak 3-5% bobot biomassa dengan frekuensi 3 kali sehari. yaitu 20% pada pagi hari antara pukul 07.00-08.00, 40% pada siang hari antara pukul 11.00-12.00, dan 40% pada sore hari antara pukul 16.00-17.00. Pakan buatan yang baik mengandung protein tidak kurang dari 20%, butirannya utuh, tidak berjamur, tidak lembap dan berbau khas seperti ikan kering. 

Oksigen terlarut dalam air tambak budi daya bandeng intensif harus dipertahankan agar berkisar pada konsentrasi jenuh (6-7 ppm tergantung air dan salinitas). Kondisi kritis dalam kaitannya dengan konsentrasi oksigen terlarut, dapat dilihat dari jumlah ikan yang cenderung berenang di permukaan air. Hal ini biasanya terjadi pada pagi hari saat konsentrasi oksigen terlarut menurun hingga kurang dari 2 ppm. Kondisi tersebut tidak boleh dibiarkan berlangsung terus setiap hari karena dapat menghambat pertumbuhan, bahkan mengakibatkan kematian massal. Cara mengatasinya adalah dengan memasang sistem aerasi untuk memasok oksigen dengan cepat.

Umumnya aerator yang digunakan di Indonesia berkekuatan 1 kw, maka diperlukan 16 unit aerator untuk menaikkan konsentrasi oksigen terlarut dari 1.46 ppm menjadi 3 ppm arau menghasilkan 15.4 kg O2/kw.jam. Secara teoretis, bila aerator dioperasikan selama 4 jam (dari pukul 01.00 05.00), maka 4 buah aerator per hektar tambak yang diatur pada posisi yang tepat sudah memadai.

Untuk memproduksi bandeng umpan lama pemeliharaan sekitar 2,5-3 bulan. Pemeliharaan untuk memproduksi bandeng untuk konsumsi langsung antara 4-5 bulan, sedangkan untuk produksi bandeng super tujuan ekspor, 7-9 bulan. Sementara untuk memproduksi induk bandeng dilakukan selama 4 tahun. Bila hendak memproduksi induk bandeng saat ikan telah mencapai ukuran 1 kg/ekor padat penebarannya harus segera diturunkan menjadi 1 ekor/m2.

Produksi induk dapat dilakukan lebih cepat bila ikan yang ditebar berukuran lebih besar, misalnya penebaran dimulai dari bandeng berukuran 800-1000 gr/ekor, maka untuk mencapai ukuran 4 kg/ekor dibutuhkan waktu sekitar 3 tahun. 

Selama pemeliharaan pertumbuhan ikan harus diamati secara sampling setiap dua minggu dengan menggunakan jaring arad. Jumlah sampel se baiknya tidak kurang dari 50 ekor yang diambil secara acak. Penimbangan dan pengukuran dilakukan terhadap sampel yang telah dibius dengan phenoxyethanol 200-225 ppm. 

Karena benih yang dibesarkan di tambak adalah gelondongan muda yang telah beradaptasi dengan lingkungan tambak, kelangsungan hidup atau sintasan (survival rate) sangat tinggi, antara 80-90%, bila mutu air dipertahankan tetap optimal. Dalam kasus-kasus tertentu, misalnya terlambat ganti air konsentrasi oksigen terlarut kurang dari 2 ppm untuk jangka waktu lebih dari 5 jam, biasanya sintasan akan menurun sampai 60%.

Comments

Edukasi Terpopuler

Connect With Us

Copyright @ 2023 beginisob.com, All right reserved