Skip to main content

Cara Budidaya Ikan Kakap Putih di Keranda Jaring Apung (KJA)

Seperti pemeliharaan di tambak, pemeliharaan kakap putih di KJA yang dimulai dari benih berukuran relatif kecil, memerlukan beberapa tahapan. Tahapan ini antara lain berguna untuk menghindari tingkat mortalitas (kematian) yang biasanya tinggi. Dalam tahapan ini, ikan diseleksi berdasarkan ukurannya, mengingat kakap putih bersifat kanibal (saling memangsa). Dalam pemeliharaan, dibedakan menjadi tiga tahap pemeliharaan, yaitu pendederan, penggelondongan, dan pembesaran. 

Pemeliharaan kakap putih di KJA

1. Pendederan

Umumnya, benih kakap putih mulai dipasarkan untuk dibesarkan setelah berumur 45 hari yaitu saat berukuran 2-3 cm/ekor, dengan bobot rata- rata 1,2 gr/ekor. Pada umur ini biasanya ukuran benih tidak seragam masih bersifat kanibal dan cenderung berkumpul di satu tempat (bergerombol). Mengingat tingkat kematiannya yang masih tinggi, maka pemeliharaan benih (pendederan) harus dilakukan secara khusus di bak bak terkontrol, tambak atau di KJA. 

Pendederan di KJA harus melalui proses aklimatisasi yang dilakukan dengan dengan cara membuka kemasan berisi benih dan ditempatkan di sisi keramba selama 0,5-1 jam, agar terjadi penyesuaian suhu lingkungan secara perlahan. Kemudian kantong dibuka dan posisi kantong dimiringkan dengan mulut kantong diturunkan ke arah permukaan air pada keramba pendederan, sehingga air di keramba pendederan sedikit demi sedikit masuk ke dalam kantong. Dengan demikian, benih ikan dapat keluar dari kantong dan dengan sendirinya masuk ke keramba pendederan. 

Padat penebaran benih kakap putih di KJA adalah 70-80 ekor/m3. Kemudian, setelah masa pemeliharaan 1,5-2 bulan, tingkat kepadatan dikurangi menjadi 60-70 ekor/m3. Kepadatan 60-70 ekor/m3 ini dipertahankan sampai masa pemeliharaan benih (pendederan) mencapai 2-3 bulan. 

Selama pendederan, ukuran pakan yang diberikan harus disesuaikan dengan lebar bukaan mulut ikan. Sebagai pakannya, dapat digunakan rebon segar (udang kecil berukuran 1 cm) dan daging ikan rucah (minced fish) seperti teri, tembang, selar, peperek, lemuru, dan lain-lain, yang segar dan digiling. Benih juga dilatih untuk memakan makanan buatan, pelet. Jumlah pakan yang diberikan 10-15% per hari dari berat biomassa ikan dengan frekuensi pemberian pakan adalah 3 kali/hari. Agar pakan yang diberikan mencukupi. sebaiknya setiap kali pemberian pakan diberikan hingga ikan benar-benar kenyang. 

2. Penggelondongan

Setelah 2-3 bulan di pendederan, benih ikan telah mencapai bobot 20-40 gr/ekor. Karena itu, benih dapat dipindahkan ke dalam keramba penggelondongan yang telah disiapkan. Padat penebaran dalam tahap ini sebaiknya berkisar antara 60-70 ekor/m3. Pada tahap penggelondongan ini, digunakan jaring polietilen (PE) dengan ukuran mata jaring berkisar antara 0,5-1.0 inci.

Pada tahap ini, kakap putih diberi pakan berupa ikan rucah segar yang dipotong atau dicacah kecil-kecil sesuai dengan lebar bukaan mulut ikan. Dapat juga diberikan makanan buatan berupa pelet. Frekuensi pemberian pakan yaitu 3 kali sehari, yaitu pada pagi, siang dan sore hari dengan dosis (jumlah pakan) 10-15% dari total bobot badan ikan. Selain itu, ikan kakap juga dapat diberi tambahan vitamin seminggu sekali yang diberikan bersama pakan. Vitamin yang digunakan adalah Amolovit dengan dosis 1 gr/kg pakan dan Probiotik 1-2 cc/kg pakan.

3. Pembesaran

Biasanya setelah dipelihara 2-3 bulan di KJA penggelondongan, benih telah mencapai ukuran 60-70 gr ekor. Pada saat ini, kakap putih dapat dipindahkan ke keramba pembesaran. Padat penebaran dalam keramba pembesaran adalah berkisar antara 40-50 ekor/m3.

Pada tahap ini, pakan yang diberikan berupa ikan-ikan rucah segar atau pelet. Dosis pakan hanya 4-10% dari total bobot ikan per hari, yang diberikan 2 kali sehari, yaitu pada pagi dan sore hari. Dalam tahap pembesaran ini, juga dapat ditambahkan vitamin yang diberikan seminggu sekali dengan cara dicampurkan pada pakan. Biasanya dalam 5 - 6 bulan di keramba pembesaran, ikan kakap akan mencapai ukuran konsumsi dengan berat 500-700 gr/ekor. Untuk menghasilkan balap putih ukuran 1.000 gr/ekor. pemeliharaan dilakukan 8-9 bulan.

Selama pemeliharaan kakap putih, KJA perlu dirawat dengan baik sehingga mendukung usaha peningkatan produksi. Mata jaring yang kecil akan memudahkan jaring keramba menjadi cepat kotor ditempeli organisme pengganggu, misalnya beberapa jenis alga, teritip, dan kerang kerangan. Menempelnya organisme tersebut akan menghambat pertukaran air. Untuk mengatasinya, jaring keramba harus diganti. Jaring keramba yang kotor, dicuci dan dikeringkan, sehingga nantinya siap untuk menggantikan jaring keramba yang kotor. Biasanya bagi jaring keramba berukuran mata jaring kecil (1 inci), membutuhkan waktu ganti jaring 2 minggu, sedangkan bagi keramba jaring bermata 2 inci membutuhkan waktu ganti antara 3-4 minggu.

Kegiatan lain yang perlu dilakukan adalah grading, yaitu penggolongan ikan berdasarkan ukurannya. Grading dilakukan karena pertumbuhan ikan seringkali tidak seragam, padahal ikan kakap bersifat kanibal. Sifat buasnya ini akan menonjol apabila terjadi perbedaan ukuran. Ikan-ikan yang berukuran besar tidak hanya memangsa ikan-ikan yang berukuran kecil, tetapi seakan-akan juga menjadi penguasa, sehingga ikan-ikan kecil akun tersisih dalam segala hal, termasuk dalam persaingan memperoleh makanan. Untuk mencegahnya, perlu dilakukan penyeragaman ukuran setiap 2-4 bulan sekali.

Ikan juga harus dihindarkan dari kondisi stres yang akan menurunkan nafsu makan. Bahkan dalam kondisi lebih buruk dapat menyebabkan ikan muntah-muntah sehingga menghambat pertumbuhan. Stres terjadi karena goncangan air atau perubahan kondisi lingkungan secara mendadak. Permukaan jaring juga sebaiknya ditutup dengan bilik atau shading net agar ikan tidak mudah dimangsa oleh burung.

Comments

Edukasi Terpopuler

Connect With Us

Copyright @ 2023 beginisob.com, All right reserved