Skip to main content

Cara Budidaya Ikan Sunu di Keramba Jaring Apung (KJA)

Benih kerapu sunu untuk budidaya berasal dari penangkapan di alam dan pembenihan terkontrol di hatchri. Benih kerapu sunu ditangkap di daerah terumbu karang. Sedangkan benih dari pembenihan terkontrol telah diproduksi di Gondol, Bali dan Lampung. 

PEMELIHARAAN KERAPU SUNU DI KJA

Pemeliharaan kerapu sunu di KJA untuk menghasilkan kerapu konsumsi ( 400 gr/ekor) telah umum dilakukan. Untuk menghasilkan kerapu sunu ukuran konsumsi > 400 gr dibutuhkan waktu pemeliharaan 8-9 bulan. Sistem pemeliharaan dilakukan secara bertahap sebagaimana kerapu lainnya. 

1. Pendederan

Pendederan di KJA harus melalui proses aklimatisasi yang dilakukan dengan dengan cara membuka kemasan berisi benih dan ditempatkan di sisi keramba selama 0,5-1 jam. agar terjadi penyesuaian suhu lingkungan secara perlahan. Kemudian, kantong dibuka dan posisi kantong dimiringkan dengan mulut kantong diturunkan ke arah permukaan air pada keramba pendederan, sehingga air di keramba pendederan sedikit demi sedikit masuk ke dalam kantong. Dengan demikian, benih ikan dapat keluar dari kantong dan dengan sendirinya masuk ke keramba pendederan.

Padat penebaran benih kerapu sunu di KJA adalah 70-80 ekor/m3. Kemudian, setelah masa pemeliharaan 1.5-2 bulan, tingkat kepadatan dikurangi menjadi 60-70 ekor/m3. Kepadatan 60-70 ekor/m3 ini dipertahankan sampai masa pemeliharaan benih (pendederan) mencapai 2-3 bulan. 

Selama pendederan, ukuran pakan yang diberikan harus disesuaikan dengan lebar bukaan mulut ikan. Sebagai pakannya, dapat digunakan rebon segar (udang kecil berukuran 1 cm) dan daging ikan rucah (minced fish) yang segar dan digiling. Benih juga dilatih untuk memakan pakan buatan, pelet. Jumlah pakan yang diberikan 10-15% per hari dari berat biomassa ikan dengan frekuensi pemberian pakan adalah 3-5 kali hari. Agar pakan yang diberikan mencukupi maka sebaiknya setiap kali pemberian pakan diberikan hingga ikan benar-benar kenyang.

Agar kerapu sunu dapat memakan pakan buatan maka perlu diubah kebiasaan makannya. Cara ini disebut weaning. yaitu mengubah kebiasaan makan benih dari suatu jenis ke jenis pakan lain yang diinginkan. Pembiasaan makan ini dilakukan pada tahap pendederan Awalnya benih diberi pakan yang biasa diberikan (pakan lama), tetapi di saat bersamaan mulai diberi pakan yang dikehendaki (pakan baru/pakan buatan) sedikit demi sedikit hingga benih mau memakannya. Perbandingan pakan lama dengan pakan baru adalah 3:1. Pada hari berikutnya. dosis pakan baru ditingkatkan dan pakan lama dikurangi Demikian seterusnya dilakukan hingga semua benih terbiasa memakan jenis pakan baru. 

2. Penggelondongan

Setelah 2-3 bulan di pendederan, benih kerapu sunu telah mencapai bobot 20-40 gr/ekor. Karena itu, benih dapat dipindahkan ke dalam keramba penggelondongan yang telah disiapkan. Padat penebaran dalam tahap ini sebaiknya berkisar antara 60-70 ekor/m3. Pada tahap penggelondongan ini digunakan jaring polietilen (PE) dengan ukuran mata jaring berkisar antara 0,5-1,0 inci.

Pada tahap penggelondongan, kerapu sunu diberi pakan berupa ikan rucah segar yang dipotong atau dicacah kecil-kecil sesuai dengan lebar bukaan mulut ikan. Dapat juga diberikan pakan buatan berupa pelet. Frekuensi pemberian pakan yaitu 3 kali sehari, yaitu pada pagi, siang dan sore hari dengan dosis (jumlah pakan) 10-15 % dari total bobot badan ikan. Selain itu, kerapu macan juga dapat diberi tambahan vitamin seminggu sekali yang diberikan bersama pakan. Vitamin yang digunakan adalah Amolovit dengan dosis 1 gr/kg pakan dan Probiotik 1-2 ce/kg pakan.

3. Pembesaran

Biasanya setelah dipelihara 2-3 bulan di KJA penggelondongan, kerapu sunu telah mencapai ukuran 60-70 gr/ekor. Pada saat ini, kerapu sunu dipindahkan ke keramba pembesaran Padat penebaran dalam keramba pembesaran adalah berkisar antara 40-50 ekor/m3. 

Pada tahap ini, pakan yang diberikan berupa ikan-ikan rucah segar atau pelet. Bila menggunakan pakan berupa ikan rucah, maka dosis pakan sebesar 4-7% dari total bobot ikan per hari yang diberikan 2 kali sehari, yaitu pada pagi dan sore hari. Namun bila menggunakan pelet yang mengandung protein 45-55%, dosis pakan yang diberikan cukup 2-5% dari bobot ikan sebanyak 2 kali sehari. Dalam tahap pembesaran ini juga dapat ditambahkan vitamin yang diberikan seminggu sekali dengan cara dicampurkan pada pakan. Biasanya dalam 4-5 bulan di keramba pembesaran, kerapu sunu akan mencapai ukuran konsumsi dengan berat > 400 gr/ekor. Untuk menghasilkan ikan ukuran > 500 gr/ekor, waktu pemeliharaan ditambah 1,5-2 bulan.

Ikan yang diberi pakan berupa ikan-ikan rucah, seperti tembang. selar. dan pepetek/tatameri, pertumbuhannya lebih cepat, yaitu sekitar 2,67 g/hari. Sedangkan ikan diberi pakan pelet laju pertumbuhannya lebih rendah, yaitu 2,30 gr/hari. 

Selama pemeliharaan. KJA perlu dirawat dengan baik sehingga mendukung usaha peningkatan produksi. Mata jaring yang kecil akan memudahkan jaring keramba menjadi cepat kotor ditempeli organisme pengganggu, misalnya beberapa jenis alga, teritip, dan kerang kerangan. Menempelnya organisme tersebut akan menghambat pertukaran air Untuk mengatasinya, jaring keramba harus diganti. Jaring keramba yang kotor, dicuci dan dikeringkan, sehingga nantinya siap untuk menggan tikan jaring keramba yang kotor. Biasanya bagi jaring keramba berukuran mata jaring kecil (1 inci), membutuhkan waktu ganti jaring 2 minggu sedangkan bagi keramba jaring bermata 2 inci, membutuhkan waktu ganti antara 3-4 minggu.

Kegiatan lain yang perlu dilakukan adalah grading, yaitu penggolongan ikan berdasarkan ukurannya. Grading dilakukan karena pertumbuhan ikan seringkali tidak seragam padahal kerapu macan bersifat kanibal. Sifat buasnya ini akan menonjol apabila terjadi perbedaan ukuran. Ikan ikan yang berukuran besar tidak hanya memangsa ikan-ikan yang berukuran kecil tetapi seakan-akan juga menjadi penguasa, sehingga ikan-ikan kecil akan tersisih dalam segala hal, termasuk dalam persaingan memperoleh makanan. Untuk mencegahnya, perlu dilakukan penyera gaman ukuran setiap 2-4 bulan sekali.

Kerapu sunu juga harus dihindarkan dari kondisi stres yang akan menurunkan nafsu makan. Bahkan dalam kondisi lebih buruk, dapat menyebabkan ikan muntah-muntah sehingga menghambat pertumbuhan. Stres terjadi karena goncangan air atau perubahan kondisi lingkungan secara mendadak. Permukaan jaring juga sebaiknya ditutup dengan bilik atau shading net, agar ikan tidak mudah dimangsa oleh burung.

Comments

Edukasi Terpopuler

Connect With Us

Copyright @ 2023 beginisob.com, All right reserved