Skip to main content

Budidaya Karet: Pembibitan, Pengolahan Lahan, Penanaman, Pemupukan, Pengendalian Hama, Panen, dan Pascapanen Karet

Sesuai dengan habitat aslinya di Amerika Selatan, karet merupakan tanaman yang cocok ditanam di daerah tropis. Daerah tropis yang baik ditanami tanaman karet mencakup luasan antara 15° LU-10° LS. Suhu harian yang sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangannya adalah 25-30°C. Tanaman karet dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian antara 1-600 m dpl. Curah hujan yang cukup antara 2.000-2.500 mm/ tahun adalah salah satu kondisi yang disukai oleh tanaman karet. 

Dalam sehari tanaman karet membutuhkan sinar matahari dengan intensitas yang cukup yaitu antara 5-7 jam per hari. Tanaman karet dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang kurang subur dengan perlakuan penambahan pupuk dan pengelolaan tanah yang baik. Tanah yang derajat keasamannya mendekati normal cocok untuk ditanami karet. Batas toleransi pH tanah bagi tanaman karet adalah 4–8. Tanah yang agak asam masih lebih baik daripada tanah yang basa. Topografi tanah juga mempengaruhi tingkat keberhasilan penanaman. Tanaman karet sebaiknya ditanam pada tanah yang datar. Hal Ini akan memudahkan pemeliharaan dan pengambilan lateks. Sebaiknya lahan penanaman juga dekat dengan sumber air, misalnya sungai atau aliran-aliran air.

Cara Budi Daya Tanaman Karet

Tanaman karet tidak terlalu sulit dibudidayakan. Hanya beberapa persyaratan yang setidaknya harus dipenuhi agar tanaman ini berproduksi maskimal. Berikut cara budidayanya:

1. Penyediaan bibit

Bibit yang umum digunakan di perkebunan rakyat atau perkebunan swasta dan pemerintah adalah bibit okulasi. Bibit okulasi diperoleh dari bibit asal benih sebagai batang bawahnya.

Benih karet dapat langsung ditanam di kebun. Akan tetapi, untuk mengurangi risiko kegagalan dilakukan pengecambahan dan pembibitan. Tahapan awal pembuatan bibit adalah penyeleksian benih yang ada di areal pertanaman. Benih yang baik memiliki warna antara putih kekuningan hingga kuning kehijauan. 

Pengecambahan dapat dilakukan di antara lapisan karung goni yang selalu basah dan ditempatkan di tempat yang teduh. Pengecambahan juga dapat dilakukan di sebuah peti yang tanah halus dan atasnya ditaburi pasir. Perut biji karet harus terletak di bawah agar akar dapat tumbuh lurus. Batang atas pada teknik okulasi cokelat berasal dari tanaman kebun entres yang berwarna hijau kecoklatan sampai coklat berbatang lurus dan bermata tunas dalam keadaan tidur. Pada okulasi hijau, kayu entres yang digunakan telah berumur 1-3 bulan setelah pemangkasan. Batangnya berwarna hijau atau telah membentuk 1-2 payung daun. Payung teratasnya berwarna hijau sampai hijau tua. Yang perlu diperhatikan adalah pemotongan tangkai daun bagian bawah entres. Pemotongan ini biasanya dilakukan 10 hari sebelum okulasi. Hal ini dimaksudkan agar tangkai daun gugur dan diperoleh banyak mata tunas. Okulasi sebaiknya dilakukan pada pagi hari antara pukul 07.00-10.30 pada saat musim hujan, tetapi tidak lebat. 

Ada dua cara penyemaian kecambah, yaitu penyemaian di lapangan dan penyemaian di kantong plastik (polybag). Lokasi persemaian di lapangan dengan permukaan tanah datar agar populasi tanaman per satuan luas bisa banyak. Lokasi persemaian kantong plastik tidak tergantung topografi lahan. Media tanam yang akan digunakan untuk penyemaian harus tanah yang subur dan berhumus.

Benih yang sudah berkecambah dipindahkan ke areal persemaian. Perpindahan ini harus segera dilakukan karena kecambah yang sudah tua akan kurang baik pertumbuhannya selama di persemaian. Kecambah yang baik adalah kecambah yang belum menampakkan daun-daunnya. Pencungkilan biji saat akan melakukan pemindahan kecambah ke persemaian harus dilakukan hati-hati dengan bantuan bambu kecil.

Benih harus dijaga jangan sampai akar tombak tersentuh dan patah atau bengkok. Penanaman karet di areal baru sebaiknya menggunakan bibit okulasi. Okulasi merupakan penempelan mata tunas dari tanaman batang atas ke tanaman batang bawah yang keduanya memiliki sifat unggul. Teknik mengokulasi tanaman karet ada dua cara, yaitu okulasi cokelat dan okulasi hijau. Perbedaannya adalah bakal batang bawahnya. Batang bahan untuk teknik okulasi cokelat berumur 9-18 bulan di pembibitan dan berwarna cokelat. Sementara itu, batang bahan untuk teknik okulasi hijau berumur 5-8 bulan dan berwarna hijau. 

2. Pembukaan dan pengolahan lahan

Dalam penanaman karet dikenal istilah replanting dan newplanting Replanting merupakan penanaman ulang tanaman karet setelah tanaman yang lama dianggap tidak ekonomis. Sementara itu, newplanting adalah penanaman bibit tanaman karet baru di suatu lahan yang sebelumnya belum pernah ditanam karet. 

Pembukaan lahan hampir sama untuk beberapa komoditas perkebunan lainnya, yaitu penebangan pohon dan pengendalian tanaman-tanaman pengganggu. Untuk kebun yang luas, pembabatan dilakukan secara mekanik. 

Untuk kebun yang tidak terlalu luas, pembabatan dapat dilakukan secara manual dengan parang atau sabit. Setelah pembabatan, kayu-kayu tersebut dipotong kecil-kecil dan ditumpuk dalam barisan di antara calon barisan tanaman karet untuk selanjutnya dibiarkan melapuk. Untuk membersihkan sisa-sisa tanaman, dilakukan penyemprotan menggunakan herbisida. Untuk mengendalikan sisa-sisa penyakit akar dapat digunakan fungisida.

Kebun karet memerlukan jalan untuk lancarnya pengawasan dan pekerjaan. Pembuatan jalan harus direncanakan sebaik-baiknya dengan menyesuaikan kemudahan angkutan lateks dari kebun ke tempat pengolahan. 

3. Penanaman

Sebelum dilakukan penanaman,harus disiapkan lubang tanam terlebih dahulu. Lubang tanam dibuat dengan jarak antar lubang 7 m x 3 m. Pembuatannya dimulai dengan mengajir lubang tanam sesuai jarak tanam. Lubang tanam untuk bibit okulasi stum mini atau bibit dalam kantong plastik adalah 60 cm x 60 cm x 60 cm. Sementara itu, bibit okulasi stum tinggi umur 2-3 tahun, yaitu 80 cm x 80 cm x 80 cm. Pada waktu menggali lubang tanam, lapisan tanah top soil dipisahkan dari lapisan tanah di bawahnya (subsoil).

Saat penanaman, akar tunggang harus lurus masuk ke dalam tanah. Jika berasal dari okulasi dalam kantong plastik, dipilih bibit yang baru berpayung daun 2-3 buah. Bibit dan kantung plastiknya dimasukkan dalam lubang tanam dan dibiarkan selama 2-3 minggu. Setelah itu, kantong plastik harus dibuka dan tanahnya diuruk kembali. Untuk menahan dan mencegah terjadinya erosi, perlu dilakukan penanaman tanaman penutup tanah. Jenis tanaman penutup tanah dibedakan atas tiga golongan, yaitu tanaman merayap, tanaman semak, dan tanaman pohon. Tanaman merayap umumnya terdiri atas rumput dan jenis Leguminoceae (Pueraria javanica Centrosema pubescens dan Calopogonium mucunoides). Tanaman bentuk semak yang biasa dipakai adalah Crotalaria usaramoensis, C.juncea, Tephrosia candida, dan T. vogeli. Tanaman penutup jenis pohon jarang dipakai untuk tanaman karet karena karet tidak membutuhkan naungan dalam pertumbuhannya.

4. Pemeliharaan

Pemeliharaan tanaman yang belum menghasilkan (TBM) meliputi penyulaman, penyiangan gulma, pemupukan, seleksi, penjarangan, pemeliharaan tanaman penutup tanah, dan pengendalian hama penyakit. Sementara itu, perawatan pada tanaman yang sudah menghasilkan (TM) meliputi penyiangan dan pemupukan. 

Penyulaman dan penyiangan

Penyiapan bibit untuk penyulaman dilakukan bersamaan dengan penyiapan bibit untuk penanaman agar diperoleh keseragaman bibit yang tumbuh. Penyulaman dilakukan saat tanaman berumur satu hingga dua tahun. Tahun ketiga tidak ada lagi penyulaman tanaman. 

Penyiangan gulma dapat dilakukan dengan cara manual maupun kimia. Penyiangan gulma, baik dengan cara manual maupun kimia, dilakukan sebanyak 2-3 kali setahun.

Pemupukan

Pemupukan dilakukan untuk mempercepat pertumbuhan dan matang sadap. Contoh pupuk yang biasa diberikan di perkebunan karet adalah urea (45% N), DS (50% P205), dan KCL (50% K20). Dosis pemberian pupuk berbeda-beda, tergantung jenis tanah.

Peremajaan tanaman karet dilakukan pada kebun karet yang pohonnya sudah tidak berproduksi dengan baik. Caranya, karet yang sudah tua ditebang dan akarnya bongkar. Perlakuan peremajaan, seperti saat penanaman baru. Hanya saja, perlu pemupukan saat penanaman bibit karena tanah bekas kebun karet sangat kurang unsur haranya. Tanaman penutup hendaknya diganti dengan tanaman yang baru untuk mencegah infeksi bakteri atau cendawan.

Seleksi

Seleksi pohon yang sehat dan homogen menjelang masak sadap perlu dilakukan. Penjarangan dilakukan dengan cara membongkar pohon pohon yang tidak baik dan terserang penyakit.

Pemeliharaan tanaman penutup

Tanaman penutup tanah juga membutuhkan pemeliharaan. Pemupukan sangat dibutuhkan untuk mempertahankan pertumbuhan tanaman yang baik. Pupuk yang biasa digunakan adalah pupuk hijau jenis Leguminoceae. Selain pemupukan, tanaman penutup tanah perlu dikurangi dengan cara dipangkas bagian atasnya jika tanaman menunjukkan pertumbuhan yang meninggi. 

5. Pengendalian Hama dan Penyakit

Ada beberapa hama dan penyakit penting yang dikenal dapat menurunkan produktivitas tanaman karet. Beberapa di antaranya diuraikan sebagai berikut. 

Hama

Beberapa hama yang sering dijumpai pada areal pertanaman karet antara lain rayap, uret tanah, dan kutu tanaman

a. Rayap

Rayap yang biasa menyerang tanaman karet adalah Microtermes inspiratus dan Coptotermes curvignathus. Gejala yang ditimbulkan berupa rusaknya bagian ujung stum atau tanaman karet muda. Di bagian ini juga terlihat bekas gerekan. Bagian dalam batang terdapat lubang besar dari ujung stum sampai akar. Akar tanaman terputus-putus, bahkan tidak ada lagi ujung akar. 

Pengendalian dan pencegahan serangan rayap dilakukan dengan cara kultur teknis, mekanis, dan kimia. Secara kultur teknis, rayap dapat dikendalikan dengan membersihkan kebun dari tunggul dan sisa-sisa akar. Secara mekanis, rayap dapat dikendalikan dengan dipancing atau diumpan keluar dari stum. Umpan yang sering digunakan yaitu sungkai dan ubi kayu. Secara kimia, rayap dapat dikendalikan menggunakan Furadan Agrolene atau Lindamul.

b. Uret tanah

Beberapa jenis uret yang biasa menyerang pertanaman karet, yaitu Helotrichia serrata, Helotrichia rufofiava, Leucopholis sp. Exopholis sp. dan Lepidiota sp. Tanaman yang terserang hama ini akan menjadi layu dan berwarna kuning. Bahkan, tanaman dapat mengalami kematian karena tidak berakar lagi. Pengendaliannya dapat dilakukan secara mekanis maupun kimia. Secara mekanis kumbang dikumpulkan dan dibunuh agar tidak bisa lagi berkembang biak. Pengendalian secara kimia dilakukan dengan penyemprotan Endosulfan atau Furadan. 

c. Kutu tanaman

Kutu tanaman yang sering menimbulkan kerusakan tanaman karet, antara lain Saissetia negro, Laccifer greeni, L lacca, dan Planococcus citri, Tanaman yang terserang hama ini bagian pucuk batang dan daun mudanya menjadi berwarna kuning, mengering, dan akhirnya mati. Tindakan pengendalian dapat dilakukan dengan tiga cara, yaltu secara mekanis, biologis, dan kimia. Secara mekanis, kutu kutu diambil dan dibuang dari bagian tanaman yang terserang. Secara biologis, digunakan musuh alami dari kelompok kumbang antara lain Eublema sp. Anysis sp. Scymnus sp. dan Coccinella sp Secara kimia dapat menggunakan pestisida pembasmi kutu. 

Penyakit

Beberapa penyakit pada tanaman karet yang sering menyebabkan kerugian antara lain sebagai berikut:

a. Penyakit akar putih

Penyebab penyakit akar putih pada karet adalah cendawan Rigidoporus lignosus. Gejala yang ditimbulkan cendawan ini berupa pemucatan daun daun tanaman yang menjadi berwarna kuning dengan tepi ujung yang terlipat ke dalam. Akar tanaman tampak benang benang jamur putih dan agak tebal. Pengendalian dapat dilakukan dengan melakukan sanitasi kebun menanam tanaman perangkap yang merupakan inang cendawan akar putih, seperti ubi kayu, ubi jalar dan lain-lain, dan menggunakan fungisida yang terdiri atas campuran bahan kimia hexaconazole triadimefon, dan cyproconazole. Bahan tersebut mengandung bahan aktif PCB. Cendawan Rigidoporus lignosus juga dapat dikendalikan menggunakan Trichoderma sp. yang bersifat antagonis terhadap jamur akar putih. 

b. Penyakit jamur upas

Penyebab penyakit ini adalah Corticium salmonicolor. Bagian tanaman yang terserang akan mengeluarkan cairan lateks berwarna coklat kehitaman yang meleleh di permukaan batang tanaman. Lama-kelamaan kulit tanaman yang terserang akan membusuk dan berubah menjadi warna hitam, mengering, dan terkelupas. Pengendalian dapat dilakukan dengan cara mengoleskan fungisida Fylomac, Call In, Down, atau bubur Bordo pada bagian yang terkena serangan. 

c. Penyakit embun tepung

Penyebab penyakit embun tepung adalah Oidium hevede. Oleh karena itu, penyakit ini juga sering disebut sebagai penyakit Oidium. Tanaman yang terserang patogen ini memperlihatkan gejala berupa daun muda yang berubah warna menjadi hitam lemas keriput dan berlendir. Di bawah permukaan daun terdapat bercak bundar berwarna putih seperti tepung halus yang terdiri dari benang benang hifa dan spora jamur. Pengendalian penyakit dapat dilakukan dengan pemberian pupuk nitrogen dosis tinggi (dua kali dosis anjuran) saat daun-daun mulai terbentuk Pengendaliannya dapat juga dilakukan dengan cara menghembuskan serbuk belerang seminggu sekali selama lima minggu. Penghembusan dilakukan saat 10% pohon di kebun membentuk daun baru atau sudah terlihat gejala serangan embun putih.

6. Panen

Panen lateks dilakukan dengan cara penyadapan. Penyadapan merupakan salah satu kegiatan pokok dari pengusahaan tanaman karet. Tujuannya untuk membuka pembuluh lateks pada kulit pohon agar lateks cepat mengalir. Untuk memperoleh hasil sadap yang baik penyadapan harus mengikuti aturan tertentu agar diperoleh produksi yang tinggi menguntungkan serta berkesinambungan dengan tetap memperhatikan faktor kesehatan tanaman. 

Penyadapan


Tanaman karet yang memiliki tingkat pertumbuhan normal siap disadap pada umur lima tahun dengan masa produksi selama 25-35 tahun. Pertumbuhan tanaman perlu diperhatikan karena karet memungkinkan dipanen pada umur kurang dari lima tahun. Pengukuran lilit batang merupakan cara yang paling tepat untuk menentukan matang sadap. Pohon yang sudah matang memiliki ili batang 45 cm pada jarak 100 cm dari permukaan tanah atau dari batas pertautan okulasi. Pertanaman karet layak disadap jika minimal 60% dari populasi telah matang sadap. Peralatan yang digunakan dalam penyadapan, di antaranya mal sadap/patron, pisau sadap, talang lateks/spout, mangkuk atau cawan, cincin mangkuk, tali cincin, meteran, pisau mal, dan quadri/sigmat. 

Sebelum penyadapan, dilakukan terlebih dahulu penggambaran bidang sadap untuk memperoleh hasil sadap yang baik dan banyak. Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam penggambaran bidang sadap adalah penentuan tinggi bukaan sadap. Semakin tinggi bidang sadap, semakin kurang pembuluh lateksnya sehingga lateks yang dihasilkan sedikit. Langkah selanjutnya adalah penentuan arah sadap yang benar dan penentuan panjang irisan sadap.

Tinggi bukaan sadapan pertama sekitar 90-100 cm dari permukaan tanah pada pohon dari biji, atau 130 cm dari batas pertautan bidang okulasi pada tanaman hasil okulasi. Gambar bidang sadap berbentuk potongan spiral dari kiri atas ke kanan bawah yang membentuk sudut 30-45° terhadap garis horizontal. Adapun pembuatan sudut dibantu dengan mal sadap. 

Kulit karet yang akan disadap harus dibersihkan terlebih dahulu. Pengirisan kulit tidak perlu tebal. Tebal irisan yang dianjurkan adalah 1,5-2 mm dari lapisan kambium. Pengirisan dianjurkan jangan sampai merusak lapisan kambium karena akan mempengaruhi produksi lateks nantinya. Waktu penyadapan dianjurkan ketika matahari belum tinggi atau pagi hari antara pukul 05.00-06.00 Adapun pengumpulan lateksnya dilakukan antara pukul 08.00-10.00 pagi. 

Proses pemulihan kulit bekas sadapan perlu diperhatikan. Kesalahan dalam proses penyadapan akan menyebabkan kulit bidang sadap tidak normal. Jika proses penyadapan dilakukan dengan benar kulit akan pulih setelah enam tahun. Dalam praktiknya, kulit yang telah pulih dapat disadap kembali setelah sembilan tahun untuk kulit pulihan pertama dan setelah delapan tahun untuk kulit pulihan kedua. Kulit yang layak kembali disadap minimum sudah mencapai ketebalan 7 mm. 

Frekuensi dan intensitas sadapan

Frekuensi sadapan merupakan selang waktu sadapan dengan satuan waktu hari (d), minggu (w), bulan (m) dan tahun (y). Satuan ini tergantung pada sistem penyadapan. Jika dilakukan setiap hari diberi tanda pada tanaman dengan d/1, dua hari d/2, dan seterusnya. Contoh kombinasi frekuensi dan intensitas penyadapan, misalnya S/2, d/2, 100%. S/2 berarti pengirisan dilakukan setengah lingkaran batang pohon, d/2 artinya pohon disadap dua hari sekali, dan 100% artinya intensitas sadapan. Penyadapan dapat juga dilakukan dengan mengikuti kombinasi aturan lain yang nantinya akan berpengaruh terhadap umur produktif pohon. Intensitas sadapan yang normal yaitu 100%. Perhitungan intensitas sadapan dilakukan dengan mengalikan angka-angka pecahan pada rumus sadapan dengan 400%, misalnya S/2, d/2, 100% berasal dari 1/2 x 1/2 x 400% = 100%.

Sistem eksploitasi

Saat ini dikenal dua sistem eksploitasi, yaitu konvensional dan stimulasi. Sistem konvensional merupakan sistem sadap biasa tanpa perangsang (stimulan), sedangkan sistem stimulasi merupakan sistem sadap kombinasi dengan menggunakan perangsang. Bahan perangsang lateks yang biasa dipakai adalah yang berbahan aktif ethephon dengan merek dagang Ethrel, ELS, dan Cepha. Selain itu, dikenal juga sistem sadap tusuk yaitu tusukan pada jalur yang diberi perangsang. 

Beberapa tindakan lain yang dapat mencegah prakoagulasi adalah menjaga kebersihan alat-alat mencegah pengenceran lateks dengan air kotor, dan memulai penyadapan pada pagi hari sebelum matahari terbit. Prakogulasi dapat dicegah dengan pemberian zat antikoagulan, kecuali prakoagulasi disebabkan oleh faktor genetik tanaman Contoh antikoagulan, yaitu soda/natrium karbonat, amonia, formaldehida dan natrium sulfit. 

7. Pascapanen

Lateks yang telah disadap sering kali mengalami prakoagulasi atau pembekuan pendahuluan. Hal tersebut akan menimbulkan kerugian yang tidak sedikit. Hasil sadapan diolah menjadi bukan jenis baku dan kualitasnya pun rendah. Prakoagulasi ini disebabkan oleh jenis karet yang mempunyai kestabilan koloid yang rendah. Penyebab lainnya adalah enzim-enzim, mikroorganisme atau jasad renik, faktor cuaca serta musim kondisi tanaman, air sadah cara pengangkutan serta kotoran, atau bahan bahan lain yang tercampur.

Comments

Edukasi Terpopuler

Connect With Us

Copyright @ 2023 beginisob.com, All right reserved