Budidaya Sayur Kangkung: Pembibitan, Media Tanam, Penanaman, Pemupukan, Pemeliharaan, dan Pemanenan Sayur Kangkung
Kangkung termasuk famili Convolvulaceae. Kangkung termasuk jenis sayuran yang ditanam untuk dimanfaatkan daunnya seperti bayam. Karena sifatnya yang mudah tumbuh di mana saja. kangkung termasuk tanaman yang bisa ditanam di pekarangan rumah dengan cara hidroponik. Tak heran jika kangkung mudah dijumpai di pasar, baik pasar swalayan ataupun pasar tradisional. Kangkung banyak mengandung vitamin A, vitamin C dan mineral, terutama zat besi.
Jenis sayur kangkung
Cara budidaya sayur kangkung
Kangkung dapat dengan mudah ditanam di semua tipe tanah, asalkan tanahnya subur (cukup mengandung lumpur) dan cukup air. Kangkung biasanya ditanam di kolam rawa, sawah, atau di atas timbunan sampah Kangkung darat biasanya ditanam di tempat-tempat yang agak kering sedangkan kangkung air di pinggir-pinggir kolam dan rawa.
Waktu tanam kangkung yang baik adalah pada musim hujan untuk kangkung darat dan musim kemarau untuk kangkung air. Sementara itu, waktu tanam kangkung yang dibudidayakan untuk diambil bijinya (pembibitan) adalah pada musim kemarau.
1. Cara tanam
Kangkung air dikembangbiakkan dengan setek batang yang panjangnya 20-25 cm. Kebutuhan bibit sekitar 17 setek/m2. Setek ditanam langsung pada lumpur kolam atau sawah yang airnya dangkal dengan jarak tanam 30 cm x 20 cm. Sementara itu, kangkung darat umumnya dikembangbiakkan dengan biji. Kebutuhan biji untuk penanaman kangkung darat dengan luas satu hektar lahan diperlukan 25 kg biji. Biji-biji itu ditanam pada bedengan yang telah disiapkan dengan jarak 20 cm x 30 cm.
Persiapan lahan untuk penanaman kangkung darat dilakukan dengan cara pencangkulan tanah sedalam 30 cm, lalu diberi pupuk kandang atau kompos sebanyak 5 ton/ha atau 0,5 kg/m2. Selanjutnya, dibuat bedengan dengan lebar 60 cm atau 1 m. Panjang bedengan tergantung keadaan lahan. Setiap bedengan dapat memuat dua atau tiga baris tanaman dengan jarak antar baris 30 cm dan jarak antar lubang dalam barisan 20 cm. Tiap baris dibuat lubang tanam dengan menggunakan tugal (tongkat) untuk ditanami 2-3 biji kangkung.
Pada tanah yang masih subur atau rawa, pupuk buatan tidak pernah diberikan. Akan tetapi, kesuburan tanaman dapat bertambah jika diberikan pupuk urea sebanyak 100-200 kg/ha.
2. Pemeliharaan tanaman
Pemeliharaan tanaman kangkung cukup mudah dan murah. Kangkung cukup dipelihara dari gulma (rumput pengganggu) yang ada di sekitar penanaman. Sebaiknya tanaman diberi pupuk Urea pada umur tujuh hari setelah tanam agar hasil yang diperoleh dapat optimal.
3. Pemanenan
Pemanenan kangkung dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dicabut dan dipangkas. Biasanya kangkung air dipanen dengan cara dipangkas, sedangkan kangkung air dipanen dengan dicabut. Panen cabut dilakukan dengan cara tanaman dicabut beserta akarnya setelah tinggi tanaman mencapai 30 cm.
Pemanenan dengan cara dipangkas sudah bisa dilakukan saat tanaman berumur tiga bulan. Ujung tanaman dipangkas sekitar 30 cm agar tumbuh banyak cabang. Hasil pangkasan ini merupakan panen pertama yang dapat dijual. Pemanenan selanjutnya dilakukan dengan cara ujung cabang dipangkas setiap 15 hari sekali.
Pertumbuhan tanaman kangkung biasanya sudah mulai kerdil setelah berumur satu tahun. Oleh karena itu tanaman kangkung dapat diperbaharui dengan cara dibongkar seluruhnya atau sebagian. Selain itu, tanah dicangkul lagi, lalu ditanami dengan setek atau benih kangkung yang baru.
Tanaman yang terawat dengan baik dan sehat dapat menghasilkan 10-16 ton kangkung tiap hektar dalam setahun. Produksi daun kangkung hanya diperdagangkan di dalam negen, seperti di pasar lokal dan supermarket di kota besar.
Comments
Post a Comment