Skip to main content

Budidaya Sayuran Rebung Asparagus: Pembibitan, Media Tanam, Cara Penanaman, Pemupukan, Perawatan, dan Pemanenan Rebung Asparagus

Asparagus merupakan sayuran rebung (umbi), termasuk ke dalam famili Asparagaceae. Asparagus biasanya disajikan sebagai sayuran segar atau makanan dalam kaleng. Pengolahannya tergantung minat dan kesukaan orang yang mengonsumsinya. Rebung asparagus enak di sayur sup dan harganya mahal sekali. Dalam perdagangan harga rebung putih sangat mahal dibandingkan dengan rebung hijau yang harganya lebih murah. Meskipun belum begitu terkenal di Indonesia, tumbuhan ini mulai dikembangkan karena memiliki prospek yang besar sebagai peluang usaha pertanian. 

Jenis asparagus yang di budidayakan

Sayuran Rebung Asparagus

Asparagus banyak jenisnya (spesies), ada yang berduri (Asparagus acutifolus) yang daunnya untuk rangkaian bunga keranjang (bouquete) dan lain-lain. Akan tetapi yang terkenal dalam perdagangan dunia hanya (Asparagus officinalis) yang di Belanda disebut asperge. Walaupun demikian, semua jenis asparagus mempunyai akar yang bertindak sebagai gudang makanan yang disebut rhizom semu atau pseudorhizom. Rhizom ini tumbuh dan dasar batang pokok (crown). Pada rhizom tumbuh akar serabut yang banyak berfungsi untuk menghisap hara makanan dari dalam tanah. 

JENIS-JENIS ASPARAGUS BERDASARKAN JENIS KELAMIN BUNGA YANG TAMPAK

Tanaman betina. 

  • Dapat menghasilkan buah.
  • Bentuknya bulat kecil.
  • Terdapat 2-6 biji berwarna hitam dengan berat 1 g, ada sebanyak 50-60 butir.
  • Sifat biji keras.

Tanaman jantan. 

  • Penampilan tanaman lebih kekar dari tanaman betina.
  • Dijadikan pohon induk penghasil bibit crown untuk perbanyakan yang daya produksinya tinggi.

Tanaman berbunga campuran. 

  • Dapat menghasilkan buah.
  • Bentuknya bulat kecil. 
  • Terdapat 2-6 biji berwarna hitam dengan berat 1 g, ada sebanyak 50-60 butir.  
  • Sifat biji keras.

Cara budidaya sayuran rebung asparagus

Asparagus hanya baik dikembangkan di dataran tinggi antara 800-2.000 m dpl yang suhunya 10-20° C. Di dataran rendah, tanaman mampu tumbuh bak tetapi umbinya berserat kasar sehingga rasanya kurang lezat dan harganya lebih murah. Tanaman asparagus menghendaki kondisi tanah yang subur gembur mengandung banyak humus mengandung abu (tanah vulkanik), dan mengandung sedikit pasir pH tanah 5,5-6, daerahnya lembap dan terbuka. Daerah yang berkabut kurang baik untuk pertumbuhan tanaman asparagus karena tanaman banyak terserang penyakit daun dan rebungnya sedikit. 

1. Cara tanam

Asparagus ditanam dengan bibit crown Crown diperoleh dari tanaman asparagus jantan yang dibibitkan khusus Crown disemaikan dahulu di tempat persemaian. Setelah bertunas setinggi 50 cm, baru ditanam dalam parit yang dalamnya 30-50 cm Lahan diolah terlebih dahulu lalu dibuat pant-pant dengan jarak antara parit 100-150 cm lebar 40 cm, dan panjangnya disesuaikan dengan keadaan lahan. Sebaiknya parit dibuat dengan arah timur barat menghadap arah sinar matahari.

Parit diisi dengan pupuk kandang matang sebanyak 40 ton/ha. Bibit crown ditanam dalam part yang sudah diberi pupuk kandang pada jarak 30-50 cm. Jarak tanam menjadi 150 cm x 30 cm atau 100 cm x 50 cm. Selanjutnya ditimbun tanah bercampur kompos matang (1:2) secara bertahap sampai akhimya tiap baris tanaman menjadi sebuah guludan yang tingginya 40 cm. Dengan cara ini rebung yang tumbuh dalam tanah akan berwarna putih. 

2. Pemeliharaan tanaman

Pemeliharaan tanaman yang penting dilakukan meliputi pendangiran penyiangan gulma, pemupukan, pemangkasan tunas (batang), dan pemberantasan hama serta penyakit yang selalu mengancam tanaman. Rebung akan tumbuh banyak dan bermutu tinggi apabila kondisi tanahnya gembur, subur, dan tanaman sehat. Rebung bermutu tinggi akan menampilkan bagian rebung yang putih panjang sisiknya sedikit, dan tidak berserat. 

Pemupukan berulang dilakukan untuk memperoleh hasil rebung yang banyak dan berkualitas. Pupuk kandang diberikan setahun sekali sehabis panen. Pupuk diberikan sebanyak 20 ton/ha yang dimasukkan ke dalam lubang bekas galian rebung. Pupuk buatan berupa 200-300 kg Urea, 200-600 kg SP-36, dan 200-400 kg KCL per hektar per tahun, diberikan tiga kali selang empat bulan sekali. Pupuk buatan mulai diberikan umur satu bulan setelah tanam dengan cara melingkari tanaman (rumpun).

Penyiangan dilakukan agar tanaman bebas dari gulma. Selanjutnya tanaman dibiarkan hanya terdiri atas 2-3 batang (tunas) tiap rumpunnya, batang yang lain dibuang (dipangkas) supaya tumbuh rebung yang banyak dan bermutu tinggi. Apabila tidak dibuang tunasnya, tanaman asparagus akan tumbuh membentuk rumpun seperti semak belukar. Pemeliharaan tanaman asparagus sangat intensif. Selain membersihkan gulma, guludan harus dijaga tetap tinggi, dan memberantas hama serta penyakit yang selalu mengancamnya. 

Hama yang sering tampak antara lain penggerek batang kumbang merah (Crioceris duodecimipuntata), pemakan daun serta penggerek rebung oleh kumbang biru (Crioceris asparag), kutu sisik (Aspidiotus sp), dan kutu putih (Pseudococcus sp.). Hama hama tersebut adapat diatasi dengan semprotan insektisida seperti Bayrusil dan Tamaron 0,2-0,5% atau insektisida sistemik lainnya. 

Penyakit yang selalu menyerang batang dan daun pada saat kondisi lingkungan lembap dan udara kering adalah cendawan Stemphyllium sp. Gejala tanaman yang terserang terlihat pada daun menampakkan strip-strip seperti noda berwarna kecokelatan mengering. Semprotan fungisida seperti Dithane M-45, Antracol, Difolatan, Benlate, dan Cobox secara intensif dapat mengatasi serangan. 

Cendawan Botrytis sp. dapat menyebabkan rebung busuk lunak berair. Penggunaan pupuk kandang dan kompos yang belum matang dapat mendorong timbulnya penyakit ini. Penyakit lain yang menyebabkan tunas-tunas yang baru muncul menjadi layu ialah Fusarium asparagi. Penyakit Fusarium dapat menyebabkan kebusukan rebung asparagus selama pengangkutan (gudang). Pada musim kemarau (udara panas) sering muncul pula penyakit karat daun (Puccinia asparagi) dan penyakit bercak daun berwarna abu-abu (Cercospora asparagi). Penyakit-penyakit ini dapat menurunkan produksi dan mutu rebung. Oleh karena itu, budidaya asparagus adalah labour intensive, perlu modal besar. 

3. Pemanenan rebung

Tanaman dapat dipanen rebungnya setelah berumur 8-18 bulan dari tanam, biasanya mempunyai 3-5 anakan (tunas) tiap rumpun. Rebung telah tampak ujungnya di atas tanah atau permukaan tanah retak suatu tanda ujung rebung muncul. Caranya, guludan digali dengan pacul secara hati-hati, lalu pangkal rebung dipotong dengan pisau tajam Penggalian guludan dapat dilakukan serentak pada tiap guludan, dapat pula tiap rumpun secara selektif. Selanjutnya, rebung diangkat dan dicuci dengan air bersih dingin dan dibawa ke tempat pengepakan (proccessing) dan pemilahan (grading). Pemanenan rebung biasanya berlangsung antara 28-36 hari dengan hasil 2-5 ton/ha. Tanaman asparagus produktif pada umur 3-4 tahun.

Comments

Edukasi Terpopuler

Pada masa kemerdekaan, masa demokrasi parlementer, dan masa demokrasi terpimpin keadaan ekonomi Indonesia cenderung memburuk. Menurut pendapatmu, apa saja yang menyebabkan buruknya perekonomian Indonesia waktu itu? Jelaskan!

Pada masa kemerdekaan, masa demokrasi parlementer, dan masa demokrasi terpimpin keadaan ekonomi Indonesia cenderung memburuk. Menurut pendapatmu, apa saja yang menyebabkan buruknya perekonomian Indonesia waktu itu? Jelaskan!

Connect With Us

Copyright @ 2023 beginisob.com, All right reserved