Skip to main content

Cara Budidaya Brokoli Organik di Pot

Budidaya Brokoli

Tips Lengkap Budidaya Brokoli bisa Anda Baca Di sini

Cara tepat untuk dapat mengonsumsi brokoli adalah dengan membeli brokoli organik karena brokoli organik sejak awal penanaman hingga panen tidak menggunakan bahan kimia, baik pestisida kimia maupun pupuk kimia. Kita akan lebih sehat jika mengonsumsi brokoli organik. Sayangnya brokoli organik sangat sulit didapatkan di pasar. 

Kalaupun ada maka harganya lebih mahal dari brokoli biasa. Bagi Anda yang hobi berkebun, hal yang sangat mengasyikkan jika menanamnya di dalam pot. Lahan yang diperlukan tidak harus luas, dapat disesuaikan dengan luas pekarangan rumah. Dengan menanam brokoli organik dalam pot maka Anda sudah ikut serta dalam program penghijauan sehingga udara sekitar akan menjadi lebih segar dan bersih. 

Ketekunan dan ketelatenan merupakan kunci sukses menanam brokoli organik dalam pot. Memiliki pengetahuan yang memadai mengenai budidaya brokoli organik dalam pot merupakan syarat utama untuk berhasil dalam budi daya brokoli organik dalam pot. Tahapan budi daya brokoli organik adalah penyiapan media tanam, pemilihan dan penanaman benih, pemeliharaan, penanggulangan hama dan penyakit, proses panen, dan pengolahan hasil panen.

1. Media Tanam

Media tanam yang digunakan dalam menanam brokoli organik dalam pot adalah pot, tanah dan pupuk organik. Anda dapat menggunakan pot tanah liat, pot anyaman bambu, pot sabut kelapa, pot ban bekas, pot plastik, dan kaleng bekas. Sebaiknya dibuatkan rak agar dapat memanfaatkan pekarangan rumah secara efektif dan efisien. Dengan membuat rak maka Anda dapat menanam lebih banyak dan terlihat lebih rapi. Namun jika Anda menggunakan pot ukuran besar maka Anda tidak perlu membuat rak. Ukuran pot yang besar akan menghasilkan ukuran brokoli yang besar pula.

Tanah yang digunakan untuk menanam brokoli adalah tanah yang gembur dengan pH sekitar 6.0-7.0. Pupuk yang digunakan adalah pupuk organik yang terdiri dari pupuk kompos dan pupuk kandang. Pupuk kompos didapat dari dedaunan layu dan abu sekam sedangkan pupuk kandang diperoleh dari kotoran ayam, kotoran kambing, kotoran sapi, kotoran kerbau, kotoran kelinci dan lain sebagainya.

Campur tanah dan pupuk organik dengan takaran 1:1. Setelah tanah dan pupuk organik tercampur rata lalu masukkan ke dalam pot. Setelah itu siram dengan air agar lembab. Diamkan media tanam sekitar dua minggu agar pupuk yang berada di dalam pot itu dapat terfermentasi oleh bakteri.

2. Pemilihan dan Penanaman Benih

Benih brokoli dapat dibeli di toko pertanian, Anda juga dapat membeli benih brokoli secara online. Pilihlah bibit yang berkualitas agar dapat panen dengan baik. Setelah bibit diperoleh, rendam dengan air hangat bersuhu sekitar 50 derajat celsius selama kurang lebih 10 menit. Hal ini dimaksudkan agar benih bebas dari hama dan penyakit. Bibit yang baik akan tenggelam saat direndam. Jadi pilih benih yang tenggelam untuk ditanam.

Setelah direndam selama 10 menit, benih dapat langsung ditanam dalam pot yang sudah disiapkan sebelumnya. Cara penanaman benih, tusuk tanah sedalam kurang lebih 2 cm menggunakan kayu. Setelah itu masukkan benih ke dalam lubang lalu urug dengan tanah dan siram dengan air. Setiap lubang diisi 1 bibit brokoli. Untuk pot ukuran sedang hingga besar, satu pot dapat ditanami lebih dari satu benih brokoli.

3. Pemeliharaan

Sekitar satu bulan setelah ditanam, benih brokoli akan berkecambah dan menghasilkan 3 helai daun. Cepat-lambatnya pertumbuhan bibit tergantung kualitas benih dan perawatan yang dilakukan selama penanaman. Diperlukan perawatan yang optimal agar bibit tumbuh optimal.

Perawatan yang sebaiknya dilakukan agar bibit tumbuh optimal antara lain pemupukan susulan, penyiraman secara teratur, penyiangan, dan penanggulangan hama dan penyakit.

a. Pemupukan susulan

Pemupukan susulan dilakukan agar kebutuhan benih atas zat-zat untuk pertumbuhan dan perkembangannya tercukupi, seperti unsur hara makro dan mikro. Karena yang inginkan adalah brokoli organik maka pupuk susulan yang digunakan juga pupuk organik, seperti pupuk kandang dan pupuk kompos.

Pemupukan susulan dilakukan 1 minggu setelah tanam, kemudian saat benih berusia 3 minggu. Pemupukan susulan selanjutnya dilakukan lagi 5 minggu setelah tanam.

Cara pemupukannya ada dua, yaitu dengan menanam pupuk ke dalam ke dalam pot dan dengan menyiramkan pupuk cair. Pemupukan dengan pupuk kering dilakukan dengan membuat lubang menggunakan kayu di sekitar benih sedalam 2 cm. Masukkan pupuk kandang atau pupuk kompos, timbun dengan tanah kemudian siram dengan air. 

Pupuk cair dibuat dengan mencampur pupuk kandang dengan air dan kemudian didiamkan selama dua minggu sehingga terfermentasi oleh bakteri. Cara pemupukannya, buat lubang-lubang kecil di sekitar tanaman dengan menggunakan kayu. Pupuk lalu disiramkan dengan dosis sesuai kebutuhan dan ukuran pot.

b. Penyiraman

Penyiraman dilakukan agar tanah tetap lembab dan tidak kering. Pada musim hujan, penyiraman dilakukan sekali sehari pada pagi atau sore. Pada musim kemarau, penyiraman dua kali sehari pada pagi dan sore hari. Air yang digunakan haruslah air bersih, bebas dari zat kimia berbahaya.

c. Penyulaman

Penyulaman dilakukan dua minggu setelah tanam terhadap benih yang mati atau terserang hama dan penyakit. Ganti dengan benih yang baru yang lebih berkualitas. Kegunaan penyulaman antara lain agar hama dan penyakit yang menyerang tidak menyebar ke tanaman lain.

d. Penyiangan

Tanaman liar yang tumbuh di sekitar pot ikut menyerap unsur hara sehingga mengganggu pertumbuhan tanaman. Penyiangan perlu dila kukan sesering mungkin agar benih dapat tumbuh optimal. Penyiangan sebaiknya dilakukan seminggu sekali.

4. Penanggulangan Hama dan Penyakit

Bibit yang berkualitas dan perawatan yang tepat membuat tanaman lebih tahan terhadap serangan hama dan penyakit. Namun demikian jika tanaman sudah terserang maka serangan itu perlu ditanggulangi dengan cepat dan tepat agar tidak menyebar ke tanaman lain.

a. Hama

Penggerek daun

Daun merupakan sasaran utama hama ini. Daun yang terserang akan terlihat berwarna putih keabu-abuan.

Indikasi: Daun melinting, berwarna putih keabu-abuan.

Pengendalian: Petik daun yang sakit kemudian semprot dengan pestisida organik berupa larutan minyak cengkeh, air tembakau, bawang putih yang dihaluskan dan minyak sereh.

Thrips

Hama ini termasuk famili thripidae ordo Thysanoptera. Pucuk daun merupakan sasaran utama hama ini. Pucuk daun yang terserang akan menjadi layu dan mengering. Hama ini menghisap cairan yang terdapat di dalam pucuk daun itu.

Indikasi: Daun menjadi layu dan kering bagian pucuknya.

Pengendalian: Petik pucuk daun yang terserang kemudian semprot dengan pestisida organik.

Ulat hijau

Hama ini menyerang daun, merupakan hama yang sangat merusak karena jika tidak ditanggulangi dengan cepat maka daun akan habis dalam waktu singkat.

Indikasi: Daun berlubang-lubang, atau bahkan habis.

Pengendalian : Segera kumpulkan ulat hijau yang terdapat pada daun lalu musnahkan. Petik daun yang sudah berlubang-lubang dan kemudian lakukan penyemprotan menggunakan pestisida organik dengan dosiss esuai kebutuhan.

Kutu

Serangga ini berkembang biak dengan cepat, menyerang hampir se luruh bagian tanaman seperti ranting, batang dan daun. Jika tidak ditanggulangi dengan cepat maka tanaman akan mati. 

Indikasi: Bagian tanaman yang terserang hama ini akan menjadi rusak dan layu.

Pengendalian: Segera petik atau potong bagian tanaman yang terserang hama. Semprot dengan pestisida organik.

Ulat Bunga

Hama ini menyerang bunga.

Indikasi: Bunga brokoli menjadi rusak, berwarna cokelat kehitaman dan ditemukan ulat di sekitar bunga.

Pengendalian: Segera buang ulat bunga itu kemudian semprot dengan pestisida organik.

Kumbang kecil

Kumbang ini menyerang daun sehingga menghambat pertumbuhan tanaman bilamana tidak ditanggulangi dengan segera. 

Indikasi: Terdapat lubang-lubang kecil pada daun sehingga tanamanbterlihat kurang segar. Kumbang kecil berkeliaran di sekitar daun. 

Pengendalian: Petik daun yang terserang hama, kumpulkan kumbang yang ada pada tanaman kemudian musnahkan. Setelah itu lakukan penyemprotan dengan pestisida organik.

b. Penyakit

Black spot

Penyakit ini menyerang daun sehingga daun menguning. 

Indikasi: Permukaan daun bebercak hitam, menguning dan akhirnya rontok

Pengendalian: Petik daun yang terserang dan semprot menggunakan pestisida organik.

Busuk daun

Penyakit ini disebabkan jamur Phytophthora infestans yang menyerang pangkal bunga hingga daun.

Indikasi: Terdapat bercak hitam pada pangkal bunga dan daun. 

Pengendalian: Segera petik daun yang terserang kemudian semprot dengan pestisida organik.

Kapang daun

Penyakit ini disebabkan jamur Cladosporum fulvus cke yang menyerang daun.

Indikasi: Seluruh permukaan daun diliputi spora berwarna cokelat.

Pengendalian: Petik daun yang terserang penyakit kemudian semprot secara teratur menggunakan pestisida organik.

Layu

Penyakit ini disebabkan jamur yang menyerang akar.

Indikasi : Terlihat layu pada siang hari, terutama saat terkena sinar matahari.

Pengendalian: Cabut dan bakar tanaman yang terserang dan ganti dengan bibit yang baru.

5. Panen

a. Brokoli organik mulai panen 8 minggu setelah tanam.

b. Pemanenan dilakukan pada pagi atau sore hari dengan memotong pangkal bunga brokoli menggunakan pisau.

6. Pengolahan Hasil Panen

Hasil panen brokoli organik bisa digunakan untuk sayur cap cay, sup brokoli, dan lain sebagainya. Brokoli juga dapat dibuat jus sebagai minuman kesehatan. Hasil panen brokoli juga dapat dijual. Karena brokoli organik lebih menyehatkan, hal itu menjadi daya tarik konsumen.

Comments

Edukasi Terpopuler

Connect With Us

Copyright @ 2023 beginisob.com, All right reserved