Skip to main content

Cara Budidaya Ikan Kakap Putih di Tambak

Benih kakap putih untuk budidaya diperoleh dari penangkapan di alam dan pembenihan di hatchn. Benih kakap putih tersedia di BBRPBL Gondol-Bali dan BBPBL Lampung. Benih kakap putih juga sudah dapat diproduksi oleh HSRT di Gondol-Bali dan Lampung. Namun demikian, produksi benih belum mampu memenuhi kebutuhan. Karena itu, perbudi daya kakap putih di Riau mendatangkan benih kakap putih dari Malaysia. 

PEMELIHARAAN KAKAP PUTIH DI TAMBAK

Pemeliharaan kakap putih untuk menghasilkan ikan konsumsi (500-1.000 gr/ekor), membutuhkan waktu yang cukup lama, 10-12 bulan. Oleh karena itu, untuk menjaga mutu air dan kemudahan pengelolaan, maka perlu diterapkan pemeliharaan secara bertahap. Pemeliharaan sistem pentahapan atau biasa disebut sistem modular dilakukan dalam tiga tahap/fase, yaitu tahap pendederan, penggelondongan/pembesaran awal dan pembesaran akhir/pembesaran.

Dengan demikian, satu unit tambak pemeliharaan kakap putih mem butuhkan 3-4 petak yang terdiri dari petak pendederan, petak penggelondongan petak pembesaran, dan petak tandon air. Luas ideal petak pemeliharaan adalah petak pendederan 300-400 m2 petak penggelon dongan 500-1000 m2, dan petak pembesaran 700-1.000 m2. 

1. Pendederan

Pendederan adalah kegiatan memelihara kakap putih dari ukuran 3-4 cm dengan bobot rata-rata 1,2 g atau dari ukuran 5-7 cm dengan bobot 4-8 gr/ekor. Benih kakap putih ukuran tersebut dipelihara hingga mencapai kakap putih muda berukuran 20-30 gr/ekor. Padat penebarannya, yaitu untuk benih ukuran 23 cm ditebar dengan kepadatan 20-30 ekor/m2 sedangkan untuk benih ukuran 5-7 cm ditebar sebanyak 10-20 ekor/m2.

Benih yang ditebar harus sehat. Benih yang sehat biasanya berwarna cerah, lincah aktif, nafsu makan tinggi dan tidak cacat pada sirip, sisik maupun bagian tubuh lain. Sebelum ditebar ke dalam tambak, benih didesinfektan terlebih dahulu agar kondisi benih selalu sehat. Desinfektan dilakukan dengan cara merendam benih ke dalam larutan formalin dosis 15-25 ppm (sekitar 1 sendok makan per 250-400 liter air) selama 1/2-1 jam.

Selama pendederan ikan diberikan pakan berupa ikan rucah (minced E), udang jambret atau pelet. Jumlah pakan yang diberikan sebanyak 10-15% dari total bobot badan ikan atau diberikan sampai ikan kenyang (ad libitum) yang ditandai dengan ikan tidak menyambar lagi makanan. Frekuensi pemberian pakan 3 kali sehari yaitu pagi, siang, dan sore hari.

Pakan berupa ikan rucah harus dikeluarkan dari duri keras dan dipotong kecil-kecil disesuaikan dengan ukuran mulut ikan. Untuk mengurangi kanibalisme, dasar tambak dilengkapi shelter (pelindung) yang terbuat dari potongan pipa PVC berukuran besar. Selain sebagai shelter pipa PVC juga berfungsi sebagai tempat persembunyian ikan. Dengan bersembunyinya ikan tersebut, berarti besarnya energi yang diperlukan untuk bergerak akan menurun dan dengan demikian memungkinkan ikan untuk menjadi semakin besar dengan lebih cepat. Sementara itu. ke dalaman air di dalam tambak dipertahankan antara 80-100 cm. Setiap hari dilakukan pergantian air di dalam tambak sebanyak 10-15%.

Pendederan dilakukan 2-3 bulan tergantung dari ukuran benih awal yang ditebar. Untuk benih yang saat ditebar berukuran 5-7 cm atau bobot 4-8 gr/ekor setelah dipelihara 3 bulan mencapai ukuran 25-40 gr/ekor bahkan ada yang mencapai 45 gr/ekor. Selanjutnya dilakukan penggelon dongan. 

2. Penggelondongan

Tahap-tahap penggelondongan atau pembesaran awal di tambak tidak berbeda dengan pendederan. Padat penebaran diturunkan sesuai dengan ukuran benih. Benih berukuran 25-40 gr/ekor ditebar ke tambak dengan kepadatan 4-5 ekor/m2. Pemberian pakan 10-15% dari total bobot badan ikan dengan frekuensi 3 kali sehari pagi, siang dan sore hari. Kedalaman air tambak 100 cm. Sedangkan untuk menjaga kualitas air, setiap han dilakukan pergantian air di dalam tambak sebanyak 10-15%. Setelah dipelihara 23 bulan, maka ikan akan mencapai ukuran 50-70 gr/ekor atau mencapai panjang 14-16 cm. 

Bila ikan diberi pakan berupa ikan rucah, maka perlu diberi tambahan vitamin seminggu sekali yang diberikan bersama pakan. Vitamin yang digunakan adalah Amolovit dengan dosis 1 g/kg pakan dan Probiotik 1-2 co/kg pakan. Sedangkan bila diberi pakan buatan berupa pelet maka kandungan proteinnya antara 43-50%. Kandungan protein tersebut menghasilkan pertumbuhan yang cukup baik. 

Sebagai ikan karnivora dan pemangsa, kakap putih mempunyai kebiasaan makan dengan cara menyambar pakan yang diberikan. Setelah kenyang. pakan yang ditebar tidak lagi disambar. Pada kondisi ini pemberian pakan dihentikan untuk mencegah kelebihan pakan sehingga penurunan kualitas air akibat pembusukan kelebihan pakan dapat dihindari. Kakap putih juga mempunyai naluri menunggu pakan yang akan diberikan pada waktu pemberian pakan. Kondisi ini dengan terlihat adanya kakap putih yang muncul ke permukaan pada jam pemberian pakan. Oleh karena itu pemberian pakan sebaiknya dilakukan pada jam yang sama setiap hari. Hal ini akan memudahkan pendugaan terhadap jumlah populasi maupun kebiasaan ikan itu sendiri. 

3. Pembesaran

Pembesaran dilakukan untuk menghasilkan kakap putih ukuran konsumsi. 500-1.000 gr/ekor. Lama waktu pembesaran antara 6-7 bulan. Padat penebaran diturunkan cukup 1-2 ekor/m2 untuk benih berukuran 50-70 gr/ekor atau mencapai panjang 14-16 cm. Untuk tambak yang dikelola secara intensif padat penebaran dapat ditingkatkan hingga 4-5 ekor/m2 atau 40.000-50.000 ekor/ha.

Selama pembesaran kakap putih diberikan pakan berupa ikan rucah atau pelet sebanyak 4-10% dari total bobot badan ikan dengan frekuensi 2 kali sehari, pagi dan sore hari. Walaupun demikian pemberian pakan harus selalu mengamati kondisi makan ikan bila ikan telah berhenti menyambar makanan berarti ikan telah kenyang, dan pemberian pakan dihentikan. Dalam tahap pembesaran ini, bila ikan budi daya diberi pakan ikan rucah, maka dapat ditambahkan vitamin yang diberikan seminggu sekali dengan cara dicampurkan pada pakan. Kedalaman air tambak 100-150 cm. Setiap hari dilakukan pergantian air di dalam tambak sebanyak 10 15%.

Pada tahap pembesaran dapat dilakukan penebaran campuran (polikultur) dengan ikan nila (Oreochromis nilotica) atau mujair (O mossambica). Namun, penebaran nila atau mujair bukan dimaksudkan untuk memproduksi ikan konsumsi, melainkan sebagai pakan kakap putih. Mujair dan nila dikenal sebagai ikan tukang kawin, sehingga dengan cepat bernakpinak di dalam tambak. Sebelum benih kakap ditebar, terlebih dahulu ditebar ikan nila atau mujair dewasa dengan kepadatan 3.000-5.000 ekor/ha jantan dan betina. Kakap putih ukuran gelondongan ditebar 1 bulan kemudian setelah di dalam tambak terlihat banyak anak ikan nila atau mujair. Ikan kakap akan memangsa nila dan mujair di dalam tambak sebagai pakan. 

Bila tambak ditebari nila atau mujair, maka sekitar 2 bulan kakap putih tidak perlu diberikan pakan. Pada bulan ke-3 atau bila di dalam tambak jumlah ikan nila atau mujair sudah sedikit pemberian pakan dapat dilakukan. 

Comments

Edukasi Terpopuler

Connect With Us

Copyright @ 2023 beginisob.com, All right reserved