Skip to main content

Cara Budidaya Ikan Tuna di Keramba Jaring Apung (KJA)

Tuna merupakan ikan pelagis yang memiliki pola migrasi tinggi, tidak hanya antarnegara tetapi bahkan antarbenua. Tuna mempunyai tubuh seperti torpedo dengan kepala yang lancip. Tubuhnya licin, sirip dada melengkung dan sirip ekor bercagak dengan celah yang lebar. Di belakang sirip punggung dan sirip dubur terdapat sirip-sirip tambahan yang kecil-kecil dan terpisah-pisah. Sirip punggung, dubur. perut, dan dada, pada pangkalnya mempunyai lekukan pada tubuh, sehingga dapat memperkecil daya gesekan air pada saat ikan sedang berenang dengan kecepatan penuh Ikan tuna terkenal sebagai perenang hebat, bisa mencapai sekitar 50 km/jam (Nontji, 1987).

Yang disebut tuna ada empat spesies, yaitu madidihang atau tuna sirip kuning/yellowfin tuna (Thunnus albacares), tuna mata besar/ bigeye tuna (7. obesus), albakor/albacore tuna (T. alalunga), dan tatihu atau tuna sirip biru/southern bluefin tuna (T maccoyi). Di samping itu, dikenal pula ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) dan tongkol atau komo (Euthynnus affinis, Auxis thazard).

Benih ikan tuna

Benih ikan tuna untuk budi daya berasal dari penangkapan di alam dan benih dari pembenihan. Benih tuna ditangkap di daerah-daerah yang merupakan migrasi tuna. Sedangkan benih tuna dari hatchri baru diproduksi di Jepang. Negara lain yang mengupayakan pembenihan tuna secara terkontrol di hatchri adalah Panama. Sedangkan negara lainnya masih membesarkan benih tuna yang ditangkap di alam. 

Indonesia baru merintis usaha budi daya tuna, terutama pembenihan terkontrol. Sejak tahun 2003 para ahli perikanan budi daya dari Indonesia dan Jepang bekerja sama meneliti pembudidayaan ikan tuna jenis sirip biru (Thunnus macoy) dan tuna sirip kuning (7 albacares) di BBRPBL Gondol-Bali Saat ini BBRPBL telah mempunyai 8 ekor induk tuna dan calon induk 2 ekor. Hasil pemijahan telah menghasilkan larva yang mencapai umur 45 hari.

Upaya Indonesia membudidayakan tuna secara penuh (domestikasi, pembenihan terkontrol. dan pembesaran) merupakan yang ketiga di dunia, setelah Jepang dan Panama. Negara-negara lain hanya menangkap benih di alam lalu membesarkannya.

PEMELIHARAAN IKAN TUNA DI KJA

Untuk menghasilkan tuna konsumsi (> 30 kg/ekor) dibutuhkan waktu pemeliharaan 3-6 bulan. Pemeliharaan dilakukan di KJA ukuran besar. Benih ikan tuna 400-1.000 gr/ekor ditebar 1 ekor/m3. Selama pemeliharaan, ikan tuna diberi pakan berupa ikan rucah hidup maupun mati yang masih segar, seperti tembang, teri, ekor kuning, selar, dan kembung. Jumlah pakan yang diberikan adalah 8-15% bobot biomassa ikan dan diberikan sebanyak 2 kali sehari pagi dan sore hari. 

Pertumbuhan tuna budi daya sangat cepat (3 bulan), sehingga dalam waktu singkat ikan mencapai ukuran konsumsi, > 30 kg/ekor. Tuna budi daya cepat besar karena di KJA aktivitas berenang tuna rendah, sehingga energi pakan digunakan untuk pertumbuhan.

Comments

Edukasi Terpopuler

Pada masa kemerdekaan, masa demokrasi parlementer, dan masa demokrasi terpimpin keadaan ekonomi Indonesia cenderung memburuk. Menurut pendapatmu, apa saja yang menyebabkan buruknya perekonomian Indonesia waktu itu? Jelaskan!

Pada masa kemerdekaan, masa demokrasi parlementer, dan masa demokrasi terpimpin keadaan ekonomi Indonesia cenderung memburuk. Menurut pendapatmu, apa saja yang menyebabkan buruknya perekonomian Indonesia waktu itu? Jelaskan!

Connect With Us

Copyright @ 2023 beginisob.com, All right reserved