Skip to main content

Bagaimana keadaan flora dan fauna pada masa Praaksara di Indonesia?

Masa Praaksara adalah periode sejarah di Indonesia sebelum ditemukannya sistem penulisan yang digunakan dalam bahasa Sanskerta, yaitu aksara (huruf) yang berkembang pada masa pemerintahan Kerajaan Kutai pada abad ke-5 Masehi. Masa Praaksara ini diperkirakan berlangsung sekitar 2.500 SM hingga 400 Masehi dan terdiri dari beberapa zaman, seperti zaman Paleolitikum, Neolitikum, dan Zaman Perunggu. Pada masa ini, kebudayaan manusia Indonesia berkembang dengan ciri-ciri seperti pemburu-pengumpul makanan, pertanian, perikanan, peternakan, dan kerajinan tangan. Dalam sejarah Indonesia, masa Praaksara dianggap sebagai awal dari perkembangan kebudayaan dan peradaban Indonesia. Bagaimana keadaan flora dan fauna pada masa Praaksara di Indonesia?

Flora dan fauna masa Praaksara Indonesia

Flora dan fauna pada masa Praaksara di Indonesia memiliki keragaman yang lebih banyak, tetapi tidak berbeda jauh dengan zaman sekarang. Flora seperti tumbuhan buah dan umbi-umbian serta sayur-sayuran hidup liar di hutan. Fauna seperti harimau, gajah, badak, dan kera juga hidup di hutan-hutan Indonesia pada masa itu. 

Pada masa Praaksara, flora dan fauna Indonesia memang memiliki keragaman yang lebih banyak dibandingkan zaman sekarang. Selain tumbuhan buah, umbi-umbian, dan sayur-sayuran, ada juga tumbuhan obat tradisional yang masih dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia sampai saat ini. Beberapa contoh tumbuhan obat tradisional yang dikenal pada masa Praaksara di antaranya adalah temu-temuan, kunyit, jahe, lengkuas, dan kencur.

Sementara itu, fauna pada masa Praaksara juga sangat beragam. Selain harimau, gajah, badak, dan kera, ada juga beragam jenis hewan seperti buaya, ular, burung, ikan, dan binatang kecil lainnya yang hidup di berbagai habitat di Indonesia seperti hutan, sungai, dan laut. Beberapa hewan ini juga dimanfaatkan oleh manusia pada masa Praaksara, seperti ikan yang ditangkap dari sungai atau laut, atau binatang yang diburu untuk diambil daging dan kulitnya.

Meskipun flora dan fauna pada masa Praaksara tidak berbeda jauh dengan zaman sekarang, namun pada masa Praaksara masih terdapat banyak hutan-hutan lebat yang menjadi habitat alami bagi beragam jenis tumbuhan dan hewan. Namun, dengan berkembangnya aktivitas manusia seperti pertanian, perkebunan, dan pembangunan infrastruktur, hutan-hutan tersebut semakin berkurang dan menyebabkan banyak spesies flora dan fauna yang menjadi terancam punah. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk melestarikan flora dan fauna Indonesia agar keanekaragaman hayati yang dimiliki Indonesia dapat dilestarikan dan dinikmati oleh generasi yang akan datang.

Comments

Edukasi Terpopuler

Connect With Us

Copyright @ 2023 beginisob.com, All right reserved