Skip to main content

Cara Budidaya Ikan Beronang Tulis di Tambak

Pemeliharaan beronang tulis di tambak dilakukan secara monokultur dan polikultur. Beronang tulis dapat dipelihara secara ekstensif, ekstensif plus hingga intensif. Beronang tulis, seperti beronang lingkis, beronang lada, dan beronang batik, hidup dengan baik di tambak dan dapat ditebar dengan kepadatan tinggi, karena di alam beronang hidup bergerombol dalam jumlah yang besar. Beronang tulis bersifat euryhaline, karena itu ikan ini keluar-masuk di muara sungai.

Pemeliharaan Beronang Tulis di Tambak

Benih beronang tulis dari hasil pembenihan terkontrol atau dari hasil penangkapan di alam yang berukuran 7-10 cm ditebar dengan kepadatan 20.000-30.000 ekor/ha atau 2-3 ekor/m2 untuk tambak yang dikelola semi intensif. Untuk tambak yang dikelola secara intensif. padat penebaran untuk benih yang sama sebanyak 4-5 ekor/m2 atau 40.000-50.000 ekor/ha. Bila ukuran benih lebih besar, sekitar 13 cm, maka padat penebaran diturunkan menjadi 3 ekor/m2 atau 30.000 ekor/ha.

Jika tambak dikelola secara ekstensif dan ekstensif plus, padat penebaran cukup 0,3-2 ekor/m2. Di Barru (Sulawesi Selatan), seorang petambak menebar 2 ekor benih/m (campuran berbagai jenis beronang dan ukuran) pada tambak yang dikelola secara ekstensif. Penggantian air hanya dilakukan pada saat pasang tinggi dan pemberian pakan hanya berupa rumput laut dan klekap yang diambil pada tambak sebelahnya. Setelah dipelihara selama 5 bulan, ikan mencapai ukuran 200-400 gr/ekor dengan sintasan/kelangsungan hidup mencapai 95%.

Sebelum benih ditebar dilakukan dulu aklimatisasi suhu dan salinitas. Mula-mula kantong plastik berisi benih beronang tulis diapungkan ke dalam air dan dibiarkan sekitar 15 menit atau sampai berembun. kemudian dituang dalam ember plastik yang bagian bawahnya telah dilubangi sehingga air sedikit demi sedikit dapat masuk ke ember sampai ember terendam air. Proses aklimatisasi membutuhkan waktu 30-45 menit. 

Pakan beronang tulis terdiri dari pakan alami dan pakan buatan. Pakan alami terdiri dari klekap lumur dan plankton yang sudah ada di dalam tambak saat ikan ditebar, juga pakan yang diberikan seperti rumput laut dan lamun. Untuk pakan buatan berupa butiran yang diberikan saat ikan beronang yang masih berukuran kecil. Pakan butiran yang telah dihancurkan diberikan sebanyak 3-5% dari biomassa. 

Pada budidaya semi intensif, pemberian pakan 1-2 kali sehari, sedangkan budi daya intensif pemberian pakan dilakukan tiga kali sehari yaitu pukul 08.00, 13.00, dan 16.00. Untuk menjaga nafsu makan beronang tulis, pakan alami berupa rumput laut, lamun, atau klekap dapat diberikan sebagai pakan tambahan. 

Pengontrolan pakan sangat penting dilakukan untuk melihat apakah pakan yang diberikan sudah cukup atau belum. Untuk itu, pengontrolan dilakukan setelah 1-2 jam pemberian pakan. Kalau sebelum 1-2 jam pakan habis maka dosis pakan ditambah 5%. Kalau 1-2 jam pakan masih ada, dosis pakan dikurangi 5% dari total pemberian. 

Untuk polikultur, beronang tulis dapat dipelihara bersama dengan ikan bandeng (Chanos chanos), nila (Oreochromis niloticus), mujair (o mossambicus), belanak (Mugil, Liza), kepiting bakau (Scylla serrata), udang (Penaeus, Litopenaeus), dan rajungan (Portunus sp).


Padat penebaran dalam polikultur harus memperhatikan spesies utama yang hendak diproduksi. Apakah beronang tulis sebagai spesies utama atau beronang tulis sebagai spesies kedua? Jumlah spesies utama selalu lebih daripada spesies kedua dan seterusnya. Misalnya budi daya beronang tulis dan nila, di mana beronang sebagai spesies utama. Bila sebuah tambak hendak ditebari 20.000 ekor benih, maka sekitar 15.000 berupa benih beronang tulis dan 5.000 sisanya untuk benih nila. Dalam budi daya udang atau kepiting, beronang tulis dijadikan sebagai spesies kedua dalam polikultur. Beronang tulis menjadi pengendali lumut dan berbagai fitoplankton di dalam tambak. Untuk polikultur kepiting bakau dan beronang tulis, benih kepiting bakau berukuran 20-40 gr/ekor ditebar sebanyak 20.000/ha dan benih beronang tulis sebanyak 2.000-2.500 ekor/ha. Padat penebaran yang sama dapat diterapkan pada polikultur udang dan beronang tulis.

Cara tersebut memungkinkan pemanfaatan ruang secara optimal, karena udang dan kepiting mempunyai relung ekologi yang berbeda. Udang dan kepiting cenderung hidup di dasar perairan dan bersembunyi pada pematang atau substrat di dalam tambak, sedangkan beronang tulis berenang bebas di dalam tambak.

Lama pemeliharaan beronang tulis untuk mencapai ukuran konsumsi (200-400 gr/ekor) adalah 4-6 bulan. Beronang tulis hasil panen diperdagangkan secara utuh, termasuk diekspor. Di rumah makan dan restoran, beronang lada disajikan sebagai ikan bakar dan goreng dalam kondisi utuh.

Comments

Edukasi Terpopuler

Connect With Us

Copyright @ 2023 beginisob.com, All right reserved