Skip to main content

Budidaya Sayuran Petsai: Pembibitan, Media Tanam, Cara Penanaman, Pemupukan, Perawatan, dan Pemanenan Sayuran Petsai

Petsai termasuk tanaman sayuran daun dari keluarga Cruciferae yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan cocok untuk dikembangkan di daerah subtropis maupun tropis. Sekilas penampilan fisiknya mirip dengan sawi hanya saja berdaun lebar dan berwarna kuning kehijauan atau hijau muda dengan batang berwarna putih pendek sehingga hampir tidak terlihat. Sayuran ini banyak disukai karena rasanya agak manis segar, dan menyejukkan. Bahkan, sayuran ini termasuk salah satu bahan yang ada dalam beberapa masakan Cina. 

Jenis sayuran petsai untuk di budidayakan

Caisim

Ada dua jenis petsai atau kubis cina (Brassica chinensis L atau B campestris var chinensis) yaitu petsai atau petsai-sin (Brassica pekinensis L) dan caisim (Brassica chinensis L). Caisim disebut juga petsai bunga, pokchoi atau toi-sin. Tanaman petsai cenderung berkrop padat, sedangkan caisim cenderung tidak berkrop. 

Kedua jenis tanaman petsai ini mudah sekali dibedakan. Daun petsai kasar, berkerut, rapuh, berbulu tajam serta halus dan kropnya panjang hingga bulat dan kompak. Sementara itu, daun caisim halus, tidak berbulu, relatif lebih kuat dan kropnya tidak kompak (tidak berkrop). Tanaman petsai sukar berbunga, sedangkan caisim mudah berbunga. 

Varietas-varietas petsai yang dianjurkan ditanam dan dibudidayakan ialah granat denmark amiliore dan beberapa hybrid seperti naga oka, waka, wong bok dan lain-lain. 

Cara budidaya sayur petsai

Petsai banyak ditanam di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl. Tanaman petsai jarang ditanam di daerah dataran rendah karena tidak mau membentuk krop. Jika membentuk krop maka kropnya kecil atau keropos. Sementara itu, caisim dapat ditanam baik di dataran rendah maupun dataran tinggi. 

Syarat tumbuh penting tanaman petsai agar tumbuh dengan baik adalah tanahnya gembur, subur, dan pH tanahnya sebaiknya antara 6-7. Di Indonesia tanaman petsai banyak diusahakan di Cipanas, Lembang, Pangalengan, Malang, Tosari, dan sebagainya. Luas areal tanamannya berkisar 7.200—7 600 hektar.

Penanaman menjelang akhir musim hujan (Maret) atau awal musim hujan (Oktober) adalah waktu tanam yang baik karena tanaman agak tahan terhadap hujan. Akan tetapi, perawatan tanaman pada musim hujan akan lebih berat daripada musim kemarau karena serangan ulat daun. 

1. Cara tanam

Petsai atau kubis cina dikembangbiakkan dengan bijinya. Sayangnya, biji petsai sampai saat ini masih diimpor. Sebelum ditanam, biji disemai terlebih dahulu dalam suhu rendah 10°C (suhu kulkas) selama dua bulan supaya berbiji. Sebaiknya biji-biji petsai yang akan ditanam itu disemaikan dalam kantong kantong plastik berukuran diameter 6 cm. Kantong tersebut berisi tanah steril agar timbulnya penyakit busuk akar (damping) dapat dicegah. Biji akan tumbuh rata-rata setelah 5 hari disemai.

Lahan yang akan ditanami dicangkul sedalam 30-40 cm dan diberi pupuk kandang sebanyak 10-15 ton/ha. Setelah tanahnya diratakan dibuatkan bedengan bedengan yang lebarnya 100 cm dan lebar paritnya 20 cm. Setiap bedengan dibuat tiga baris tanaman dengan jarak tanam 40 cm dan jarak antar baris 40 cm.

Bibit yang sudah berumur satu bulan sejak semai (kira-kira berdaun 4-5 helai), siap dipindahkan ke bedengan. Bibit ditanam satu per satu di barisan tanaman yang sudah dibuat. Cara penanamannya yaitu akar tanaman sebaiknya disertai sedikit tanah supaya tidak layu. Lakukan penanaman secara hati-hati agar akar tidak patah. Bibit yang ditanam hanyalah yang sehat, kuat, dan subur tumbuhnya.

Tanaman diberi pupuk buatan dua kali berupa Urea dan TSP dengan perbandingan 2:1. Kebutuhan pupuk untuk tanaman seluas satu hektar, yaitu 360 kg Urea dan 180 kg TSP. Cara dan waktu pemberian pupuk harus tepat, yaitu pupuk diberikan bersamaan dengan waktu tanah didangir. Pupuk ditempatkan sejauh 5 cm dari batang tanaman dengan ketentuan TSP diberikan sekaligus, sedangkan Urea diberikan dua kali. 

Pupuk Urea pertama kali diberikan 180 kg/ha saat tanaman berumur 15 bulan. Sementara itu, pemberian pupuk Urea kedua setelah tanaman berumur dua bulan sebanyak 180 kg/ha.

Kebutuhan bibit kubis cina untuk penanaman seluas satu hektar lahan diperlukan 500-700 g. Namun, menurut teori, satu hektar lahan hanya diperlukan 350 g biji kubis cina dengan daya kecambah 75%.

2. Pemeliharaan tanaman

Pemeliharaan tanaman petsai yang dilakukan di antaranya memberantas ulat daun dan cendawan sehingga tidak merusak tanaman. Serangan ulat perusak daun (Plutella maculipennis) dan cendawan (Alternaria solani) menyebabkan daun berbintik-bintik dan terbentuk lingkaran konsentris merah yang akhirnya menjadi kehitam-hitaman. Ulat daun mulai menyerang tanaman pada waktu hujan rintik-rintik mulai turun. Jika belum terlambat ulat daun itu dapat diberantas dengan semprotan insektisida Bayrusil 250 EC 0.2% setiap minggu. Cendawan Alternaria dapat diberantas dengan semprotan fungisida Dithane M-45 0.2%.

Petsai pun tidak luput dan serangan penyakit yang disebabkan bakteri. Bakteri busuk daun (Xanthomonas campentris) dan bakteri busuk batang (Erwinia carotovora) pada tanaman kubis juga mengancam tänaman petsai. Penyakit busuk batang ini sering menghancurkan tanaman petsai. Serangan Erwinia carotovora krop menyebabkan tanaman menjadi lunak berbau belerang. 

3. Pemanenan

Panen dapat dilakukan setelah tanaman berkrop besar (penuh) yakni kira kira berumur 25 bulan dari waktu sebar. Cara pemanenannya dengan memotong batang yang ada di atas tanah. Tanaman yang terawat dengan baik dapat menghasilkan krop 15-20 ton/ha.Hasil produksi petsai saat ini masih untuk konsumsi pasar lokal. 

Comments

Edukasi Terpopuler

Connect With Us

Copyright @ 2023 beginisob.com, All right reserved