Skip to main content

Cara Budidaya Buncis Organik di Pot

Budidaya buncis

Cara budidaya buncis organik

Buncis biasa ditanam di area perkebunan yang luas, namun dapat juga ditanam di dalam pot. Bagi masyarakat perkotaan yang hobi berkebun namun memiliki pekarangan yang terbatas namun ingin dapat memperoleh buncis organik, menanam buncis organik dalam pot merupakan pilihan yang tepat. Dengan menanam buncis organik dalam pot maka penanggulangan hama dan penyakit lebih mudah karena setiap pot hanya berisi satu tanaman. Tananam buncis organik dalam pot mudah untuk dipindah-pindahkan dan dapat dijadikan usaha sampingan.

Tahapan di dalam menanam buncis organik dalam pot adalah per siapan media tanam, pemilihan dan penanaman benih, pemeliharaan, penanggulangan hama dan penyakit, panen dan pengolahan hasil panen.

1. Media Tanam

Pot merupakan salah satu media yang digunakan dalam menanam buncis organik dalam pot. Kita bisa menggunakan pot yang terbuat dari tanah liat, anyaman bambu, sabut kelapa, ban bekas, plastik, dan kaleng bekas. Lebih baik lagi bila dibuatkan rak agar pemanfaatan pekarangan rumah Anda dapat lebih efektif dan efisien. Dengan rak maka Anda dapat menaruh pot lebih banyak dan terlihat lebih rapi. Pilih pot ukuran sedang agar pertumbuhan tanaman dapat optimal. 

Media tanam selanjutnya adalah tanah gembur dan pupuk. Tanah yang baik untuk menanam buncis adalah tanah gembur dengan pH sekitar 5.5 6.5. Karena buncis yang diinginkan adalah buncis organik maka pupuk yang digunakan haruslah pupuk organik, yaitu pupuk kompos dan pupuk kandang. Pupuk kompos didapat dari dedaunan layu dan abu sekam sedangkan pupuk kandang diperoleh dari kotoran ayam, kotoran kerbau, kotoran kambing, kotoran sapi, kotoran kelinci dan lain sebagainya.

Campur tanah dan pupuk organik dengan takaran 1:1. Artinya, setiap 1 kg tanah dicampur dengan 1 kg pupuk organik. Setelah tanah dan pupuk tercampur rata kemudian masukkan ke dalam pot dan siram dengan air.

2. Pemilihan dan Penanaman Benih

Benih buncis dapat diperoleh dari biji buncis. Selain itu benih buncis juga dapat dibeli di toko pertanian. Benih buncis yang dijual di toko pertanian merupakan benih buncis yang berkualitas. Jika Anda sulit mendapatkan benih buncis di daerah Anda, Anda bisa membelinya secara online.

Setelah benih diperoleh, rendam benih dengan air hangat bersuhu 45 derajat celsius selama kurang lebih 15 menit agar benih bersih dari hama dan penyakit. Benih yang baik akan tenggelam saat direndam. Pilih benih tersebut untuk ditanam.

Setelah direndam selama 15 menit maka benih langsung ditanam dalam pot yang sudah disiapkan sebelumnya. Benih juga dapat ditaruh di tempat yang lembab hingga berkecambah terlebih dahulu. Setelah berkecambah, benih baru ditanam di pot. Cara menanamnya adalah dengan membuat lubang sedalam kurang lebih 2 sentimeter menggunakan kayu. Setelah itu masukkan 1 atau 2 biji benih ke dalam lubang lalu timbun dengan tanah dan siram dengan air. Satu pot dapat diisi satu atau lebih benih, tergantung ukuran pot.

3. Pemeliharaan

Benih buncis mulai tumbuh dan berkecambah tiga minggu setelah tanam. Cepat lambatnya pertumbuhan benih tergantung kualitas benih dan pe rawatannya. Benih perlu dirawat secara optimal agar tumbuh secara optimal.

Perawatan yang sebaiknya dilakukan agar benih dapat tumbuh dan berkembang secara optimal antara lain dengan pemupukan susulan, pe nyiraman secara teratur, penyiangan, pemberian ajir dan penanggulangan hama dan penyakit.

a. Pemupukan susulan

Setiap hari benih menyerap unsur hara dari dalam tanah, yaitu zat-zat yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Akibatnya, kandungan unsur hara dalam tanah semakin berkurang. Oleh sebab itu diperlukan pemupukan susulan agar kandungan unsur hara dalam tanah tetap mencukupi kebutuhan tanaman untuk tumbuh dengan baik.

Karena kita ingin panen buncis organik maka pupuk yang digunakan haruslah pupuk organik, seperti pupuk kandang dan pupuk kompos. Pemupukan susulan dilakukan sekitar satu minggu setelah tanam. Hal itu terus diulang seminggu sekali hingga buncis dapat dipanen.

Ada dua cara pemupukan, yaitu pemupukan dengan menanam pupuk dalam pot dan pemupukan dengan menyiramkan pupuk ke dalam pot. Pemupukan dengan menanam pupuk dalam pot dilakukan dengan membuat lubang di sekitar benih sedalam 2 cm. Masukkan pupuk kandang atau pupuk kompos ke dalamnya. Setelah itu timbun lagi dengan tanah dan siram dengan air agar tanah tetap lembab.

Pemupukan dengan menyiramkan pupuk ke dalam pot dilakukan dengan mencampur pupuk kandang dengan air. Di sekitar tanaman dibuat lubang-lubang kecil menggunakan kayu lalu siram dengan pupuk cair tersebut. Dosisnya disesuaikan dengan kebutuhan dan ukuran pot.

Kita juga dapat menggunakan air cucian beras sebagai pupuk kompos cair. Ada cara lain untuk membuat pupuk kompos cair. Bahannya adalah buah-buahan yang sudah matang atau sudah busuk, gula pasir, air putih. Semua bahan itu diblender atau ditumbuk halus kemudian dimasukkan ke dalam botol atau ember kemudian ditutup rapat. Jaga jangan sampai terkena sinar matahari langsung, Diamkan selama 15 hari. Setelah itu bahan siap digunakan sebagai pupuk kompos atau pupuk organik.

b. Penyiraman

Agar kondisi tanah terjaga kelembabannya, lakukan penyiraman secara teratur. Pada musim kemarau, penyiraman dilakukan dua kali sehari pada pagi dan sore. Pada musim hujan, lakukan penyiraman satu kali sehari pada pagi atau sore hari.

c. Penyulaman

Lakukan penyulaman jika benih layu atau terserang penyakit. Ganti dengan benih yang lebih berkualitas. Manfaat penyulaman antara lain agar hama dan penyakit yang menyerang tidak menyebar ke tanaman lain. Penyulaman dilakukan ketika benih berusia kurang dari dua minggu.

d. Penyiangan

Penyiangan merupakan kegiatan menghilangkan tanaman liar (gulma) yang tumbuh di sekitar pot. Tanaman liar itu ikut menyerap unsur hara yang seharusnya menjadi makanan tanaman buncis yang kita tanam. Akibatnya, pertumbuhan tanaman buncis terganggu. Jadi lakukan penyiangan sesering mungkin agar tanaman buncis tumbuh dan ber kembang optimal.

e. Pemberian Ajir

Buncis termasuk tanaman merambat sehingga memerlukan ajir agar tanaman merambat dengan rapi dan indah. Tancapkan kayu atau bambu di sekitar benih dengan bentuk segitiga atau piramida saat benih mulai tumbuh. Dengan begitu bibit akan merambat pada bambu atau kayu itu.

4. Penanggulangan hama dan penyakit

Kendala utama bercocok tanam adalah serangan hama dan penyakit. Upaya penanggulangan hama dan penyakit secara tepat merupakan salah kunci keberhasilan budi daya tanaman. Kita perlu memiliki pengetahuan yang luas tentang penanggulangan hama dan penyakit ini.

a. Hama

Ulat hijau

Ulat hijau menyerang daun, merupakan hama yang sangat merusak yang jika tidak ditanggulangi dengan cepat maka daun akan habis dalam waktu singkat. Tanaman pun akan mati.

  • Indikasi: Daun yang terserang ulat hijau berlubang-lubang, atau bahkan habis sama sekali karena dimakan ulat itu.
  • Pengendalian: Segera petik daun yang terserang hama, kumpulkan ulatnya dan kemudian musnahkan.

Thrips

Hama ini termasuk famili Thripidae, ordo Thysanoptera. Hama ini menyerang pucuk daun

  • Indikasi: Pucuk daun tanaman yang terserang terlihat kering dan layu karena cairan daunnya dihisap oleh hama ini.
  • Pengendalian: Segera petik daun yang terserang kemudian semprot dengan pestisida organik.

Kutu

Hama kutu menyerang hampir seluruh bagian tanaman, baik ranting,batang maupun daun.

  • Indikasi: Tanaman rusak dan layu.
  • Pengendalian: Segera cabut atau potong bagian tanaman yang terserang kemudaan semprot dengan pestisida organik.

Kumbang kecil

Hama ini mengganggu dan menghambat pertumbuhan tanaman buncis seperti halnya ulat hijau. Kumbang ini juga menyerang daun.

  • Indikasi: Daun berlubang-lubang kecil sehingga tanaman terlihat kurang segar
  • Pengendalian: Segera petik daun yang terserang, kumpulkan kum bangnya dan musnahkan. Setelah itu semprot dengan pestisida organik secara teratur.

Penggerek daun

Hama ini menyerang daun sehingga daun tidak normal, berwarna putih keabu-abuan. 

  • Indikasi: Daun tanaman yang terserang hama ini akan menjadi putih keabu-abuan dan melinting.
  • Pengendalian: Segera petik daun yang terserang hama kemudian semprot dengan pestisida organik yang berupa campuran larutan minyak cengkeh, air tembakau dan minyak sereh.

b. Penyakit

Layu

Penyakit ini disebabkan oleh jamur yang menyerang akar.

  • Indikasi: Tanaman terlihat layu pada siang hari terutama saat terkena sinar matahari. Penyakit ini dapat mematikan tanaman. 
  • Pengendalian: Segera lakukan penyulaman dengan membuang pohon yang terserang penyakit serta membakarnya, kemudian ganti dengan bibit yang baru.

Black spot

Penyakit ini menyerang daun tanaman.

  • Indikasi: Permukaan daun bebercak hitam, menguning dan akhirnya rontok.
  • Pengendalian: Segera petik daun yang terserang dan semprot dengan pestisida organik. Bila perlu, lakukan penyulaman.

Busuk daun

Penyakit ini disebabkan jamur Phytophthora infestans yang menyerang pangkal buah hingga daun.

  • Indikasi: Tanaman yang terserang penyakit ini bebercak hitam pada pangkal buah dan daunnya.
  • Pengendalian: Semprot secara teratur menggunakan pestisida organik.

Kapang daun

Penyakit ini disebabkan jamur Cladosporum fulvus cke yang menyerang daun.

  • Indikasi: Seluruh permukaan daun dipenuhi spora berwarna cokelat.
  • Pengendalian: Semprot secara teratur menggunakan pestisida organik.

5. Panen

  • Buncis mulai dapat dipanen tujuh minggu setelah tanam.
  • Pemanenan dilakukan pagi atau sore hari dengan memetiknya hingga putus dari tangkainya.

6. Pengolahan Hasil Panen

Jika hasil panen melimpah maka buncis dapat dijual ke warung. Jika Anda ingin mengonsumsinya sendiri maka buncis organik itu dapat Anda masak sebagai oseng, sup, dan lain sebagainya. Buncis juga dapat dijadikan lalapan atau dikonsumsi dalam keadaan mentah.

Comments

Edukasi Terpopuler

Connect With Us

Copyright @ 2023 beginisob.com, All right reserved