Skip to main content

Cara Menghitung DPP, PPN (Efektif 11% / Tarif 12%), dan Potongan PPh 23 dalam 1 Transaksi (Bisa Otomatis di Excel + Contoh Tabel)

Diperbarui: 12 Desember 2025

Ringkasan cepat:

  • DPP (Dasar Pengenaan Pajak) adalah nilai dasar untuk menghitung PPN. Umumnya: DPP = nilai barang/jasa sebelum PPN.
  • Sejak 1 Januari 2025, PPN menggunakan tarif 12%, namun untuk banyak BKP/JKP non-mewah dipakai skema 12% × (11/12 × DPP) sehingga hasilnya setara 11% dari DPP. Karena itu di lapangan sering disebut “PPN efektif 11%”.
  • PPh 23 (contoh paling umum untuk jasa) biasanya 2% dari DPP (tidak termasuk PPN) dan dipotong oleh pihak pembayar (pemotong), lalu kamu menerima nilai bersih setelah potongan.
  • Di Excel, paling aman taruh tarif di sel khusus (mis. 11%, 12%, 2%) agar rumus tidak perlu diubah-ubah saat tarif berubah.

Daftar isi

Kapan perlu menghitung DPP, PPN, dan PPh sekaligus?

  • Saat kamu membuat invoice atau rekap tagihan untuk klien perusahaan/bendahara.
  • Saat klien bilang: “Nanti PPh 23 kami potong ya.” Kamu perlu tahu nilai yang benar-benar masuk rekening.
  • Saat kamu perlu rekap bulanan: berapa PPN keluaran dan berapa PPh dipotong (untuk arsip dan kontrol kas).

Apa itu DPP, PPN efektif, dan PPh 23?

  • DPP = nilai dasar pengenaan pajak untuk menghitung PPN (biasanya nilai barang/jasa sebelum PPN).
  • PPN = pajak pertambahan nilai yang dipungut oleh PKP sesuai ketentuan (kalau kamu belum PKP, jangan menulis “PPN” seolah-olah memungut pajak).
  • PPN efektif 11% (istilah lapangan) = banyak transaksi non-mewah dihitung dengan skema 12% tetapi DPP-nya disetarakan menjadi 11/12, sehingga hasil PPN setara 11% dari DPP transaksi.
  • PPh 23 = pajak penghasilan yang dipotong oleh pihak pembayar atas jenis penghasilan tertentu (contoh umum: jasa). Umumnya 2% dari jumlah bruto jasa (DPP) dan tidak termasuk PPN.

Syarat sebelum menghitung (biar tidak salah)

  • Pastikan status PPN: kamu PKP atau bukan. Kalau bukan PKP, jangan mencantumkan PPN di invoice.
  • Tegaskan akad harga: apakah harga belum termasuk PPN atau sudah termasuk PPN. Ini yang paling sering bikin salah hitung.
  • Pastikan jenis pajak penghasilan: tidak semua “jasa” otomatis PPh 23; bisa jadi pasal lain (mis. PPh 21 atau PPh final). Kalau ragu, cek jenis transaksinya.
  • Siapkan bukti: jika dipotong PPh 23, minta bukti potong agar pencatatan kamu rapi dan tidak “hilang kredit”.

Langkah hitung DPP → PPN → PPh 23 → nilai dibayar (manual & Excel)

Langkah 1 — Tentukan DPP (nilai sebelum PPN)

Kasus A: Harga disepakati “belum termasuk PPN”

  • DPP = total nilai barang/jasa (subtotal).

Kasus B: Harga disepakati “sudah termasuk PPN” (harga include)

  • DPP = TotalInclude / (1 + tarif PPN efektif)
  • Contoh kalau efektif 11%: DPP = TotalInclude / 1,11

Langkah 2 — Hitung PPN

  • Jika transaksi kamu termasuk skema “efektif 11%”: PPN = DPP × 11%
  • Jika benar-benar terkena tarif penuh 12% (tertentu/khusus): PPN = DPP × 12%

Langkah 3 — Jika ada PPh 23, hitung dari DPP (bukan dari DPP+PPN)

  • Umumnya jasa: PPh 23 = 2% × DPP
  • Jika rekanan tidak punya NPWP, praktiknya tarif bisa menjadi (contoh 4%).

Langkah 4 — Hitung “Total Tagihan” dan “Nilai Dibayar”

  • Total Tagihan (Invoice) umumnya: DPP + PPN
  • Nilai Dibayar ke kamu jika PPh 23 dipotong pembayar: (DPP + PPN) − PPh 23

Contoh tabel Excel (kolom A–I) + rumus per sel

Supaya pemula paham, saya tuliskan arti kolomnya dulu:

  • Kolom A = Item/Jasa
  • Kolom B = Qty
  • Kolom C = Harga Satuan (sebelum PPN)
  • Kolom D = Subtotal per baris
  • Kolom E = DPP (rekap)
  • Kolom F = PPN
  • Kolom G = Total Tagihan (DPP + PPN)
  • Kolom H = PPh 23 (dipotong pembayar)
  • Kolom I = Nilai Dibayar (Total Tagihan − PPh 23)

Contoh 1 — Harga “belum termasuk PPN” (paling umum di invoice)

Taruh tarif di sel khusus (biar gampang diubah):

  • K1 = Tarif PPN Efektif (misal) → isi: 11%
  • K2 = Tarif PPN Penuh (jika perlu) → isi: 12%
  • K3 = Tarif PPh 23 → isi: 2%
(A) Item/Jasa (B) Qty (C) Harga Satuan (D) Subtotal (E) DPP (F) PPN (G) Total Tagihan (H) PPh 23 (I) Nilai Dibayar
Jasa Desain Logo 1 2000000 =B2*C2 =SUM(D2:D3) =E2*$K$1 =E2+F2 =E2*$K$3 =G2-H2
Revisi Tambahan 1 500000 =B3*C3

Penjelasan rumus (pakai alamat sel)

  • D2 = =B2*C2 artinya Qty (B2) × Harga (C2).
  • E2 = =SUM(D2:D3) artinya jumlahkan subtotal baris 2 sampai 3 → ini menjadi DPP.
  • F2 = =E2*$K$1 artinya PPN = DPP × tarif PPN efektif (mis. 11%).
  • G2 = =E2+F2 artinya Total Tagihan = DPP + PPN.
  • H2 = =E2*$K$3 artinya PPh 23 = DPP × 2% (ingat: tidak termasuk PPN).
  • I2 = =G2-H2 artinya nilai yang masuk rekening = Total Tagihan − PPh 23 yang dipotong pembayar.

Contoh 2 — Jika harga sudah termasuk PPN (harga “include”)

Misal kamu sepakati total paket Rp3.330.000 (sudah termasuk PPN efektif 11%).

  • DPP = 3.330.000 / 1,11
  • PPN = TotalInclude − DPP
  • PPh 23 (jika dipotong) = 2% × DPP

Contoh rumus Excel (misalnya TotalInclude ada di sel C6):

  • E6 (DPP): =C6/(1+$K$1)
  • F6 (PPN): =C6-E6
  • H6 (PPh 23): =E6*$K$3
  • I6 (Nilai Dibayar): =C6-H6

Tips penting (harga termasuk PPN, pembulatan, dan bukti potong)

  • Selalu tulis jelas di invoice: “Harga belum termasuk PPN” atau “Harga sudah termasuk PPN”. Ini menghindari sengketa.
  • PPh 23 itu dipotong oleh pihak pembayar. Kalau kamu penerima penghasilan, pastikan kamu minta bukti potong dari pemotong.
  • Pembulatan: kalau perlu pembulatan rupiah, gunakan =ROUND() (mis. =ROUND(F2,0)) supaya rapi.
  • Jangan “asal potong 2%” untuk semua jasa: ada jasa yang ternyata bukan PPh 23 (bisa pasal lain). Kalau ragu, cek jenis transaksinya dulu.

Risiko kalau salah hitung

  • Invoice ditolak oleh bagian keuangan klien karena DPP/PPN/PPh tidak konsisten.
  • Kas masuk tidak sesuai (kaget karena dipotong PPh 23, padahal kamu tidak menghitung dari awal).
  • Masalah kepatuhan: salah pungut/menyebut PPN padahal bukan PKP, atau salah pasal pemotongan.
  • Potensi ketidakjujuran tanpa sengaja: angka transaksi jadi tidak sesuai akad. Dalam muamalah, ini wajib dihindari.

FAQ

1) PPh 23 dihitung dari DPP atau dari total termasuk PPN?

PPh 23 umumnya dihitung dari DPP (nilai jasa/ bruto) dan tidak termasuk PPN.

2) Kalau klien memotong PPh 23, saya dapat uangnya berapa?

Umumnya: Nilai Dibayar = (DPP + PPN) − PPh 23. Karena PPh 23 dipotong oleh klien sebagai pemotong pajak.

3) Bagaimana cara menghitung DPP kalau harga sudah termasuk PPN?

Pakai pembagian: DPP = TotalInclude / (1 + tarif PPN). Lalu PPN = TotalInclude − DPP.

4) Apakah saya boleh menulis PPN di invoice kalau belum PKP?

Jangan. Kalau belum PKP, cukup tulis nilai transaksi tanpa PPN dan jangan menulis “PPN” seolah-olah memungut pajak.

5) Apakah tarif PPN itu 11% atau 12%?

Secara ketentuan berlaku tarif 12%, tetapi pada banyak transaksi non-mewah dipakai skema DPP 11/12 sehingga hasilnya setara PPN 11% dari nilai transaksi. Untuk kasus tertentu (misalnya barang mewah), bisa dikenakan perhitungan berbeda.

Baca juga

Comments

Edukasi Terpopuler

Connect With Us

Copyright @ 2023 beginisob.com, All right reserved