Panduan Pembukuan Keuangan Perusahaan Dagang: Contoh Jurnal Umum, Buku Besar, dan Laporan Bulanan Sederhana
Diperbarui: 22 November 2025
Ringkasan cepat
- Pembukuan keuangan perusahaan dagang membantu Anda mencatat semua transaksi (jual, beli, biaya) secara sistematis sehingga posisi keuangan usaha lebih mudah dipantau.
- Alur sederhana pembukuan: bukti transaksi → jurnal umum → buku besar → saldo akun → laporan keuangan bulanan.
- Untuk memulai pembukuan 2025, Anda tidak harus langsung menggunakan software mahal. Bisa dimulai dari format tabel sederhana di buku tulis atau spreadsheet.
- Artikel ini memberikan contoh jurnal umum, buku besar, dan laporan laba rugi bulanan sederhana yang bisa Anda tiru dan sesuaikan dengan usaha dagang Anda.
- Pembukuan yang rapi memudahkan pengambilan keputusan, pengajuan pinjaman, dan perhitungan pajak di masa depan.
Daftar isi
- Kapan pembukuan keuangan perusahaan dagang menjadi sangat penting?
- Apa itu pembukuan perusahaan dagang dan apa bedanya dengan jasa?
- Syarat dan data yang perlu disiapkan sebelum memulai pembukuan
- Langkah-langkah pembukuan perusahaan dagang 2025
- Contoh jurnal umum, buku besar, dan laporan laba rugi bulanan sederhana
- Tips pembukuan keuangan agar usaha dagang lebih mudah dikontrol
- Risiko menjalankan perusahaan dagang tanpa pembukuan rapi
- FAQ pembukuan perusahaan dagang untuk pemula
- Baca juga di Beginisob.com
Kapan pembukuan keuangan perusahaan dagang menjadi sangat penting?
Pembukuan keuangan sebenarnya penting sejak hari pertama usaha berdiri. Namun, urgensinya akan terasa sekali ketika:
- Transaksi jual beli sudah mulai banyak dan tidak mungkin lagi diingat hanya dengan “feeling”.
- Anda mulai punya karyawan, stok barang cukup besar, dan ada piutang atau utang dagang.
- Bank atau lembaga pembiayaan meminta laporan keuangan ketika Anda mengajukan pinjaman modal.
- Anda ingin tahu apakah usaha dagang benar-benar untung atau hanya sekadar “muter uang”.
- Anda masuk ke tahap wajib menyampaikan laporan pajak yang lebih rapi.
Semakin besar skala usaha, semakin tidak mungkin Anda hanya mengandalkan ingatan dan catatan seadanya. Pembukuan adalah “bahasa keuangan” usaha Anda.
Apa itu pembukuan perusahaan dagang dan apa bedanya dengan jasa?
Pembukuan perusahaan dagang adalah proses pencatatan sistematis semua transaksi keuangan yang terjadi dalam usaha yang kegiatan utamanya membeli barang untuk dijual kembali.
Ciri khas perusahaan dagang:
- Ada akun persediaan barang dagang (stok barang) yang perlu dipantau.
- Banyak transaksi pembelian (tunai maupun kredit) dan penjualan (tunai maupun kredit).
- Sering terdapat potongan pembelian, potongan penjualan, retur, dan ongkos angkut pembelian.
Pada perusahaan jasa, fokusnya adalah pada pendapatan jasa dan biaya operasional. Sedangkan pada perusahaan dagang, fokus pembukuan sangat kuat pada pergerakan stok dan harga pokok penjualan.
Syarat dan data yang perlu disiapkan sebelum memulai pembukuan
Sebelum membuat jurnal dan buku besar, Anda sebaiknya menyiapkan:
- Daftar akun (chart of accounts) sederhana, misalnya:
- Kas
- Piutang Dagang
- Persediaan Barang Dagang
- Hutang Dagang
- Modal
- Prive
- Penjualan
- Retur Penjualan
- Harga Pokok Penjualan
- Beban Gaji, Beban Listrik, Beban Sewa, dan lain-lain.
- Saldo awal (jika usaha sudah berjalan) seperti:
- Saldo kas terakhir.
- Nilai persediaan barang (stok) di gudang.
- Jumlah piutang dan hutang yang masih berjalan.
- Bukti transaksi:
- Nota pembelian dan penjualan.
- Bukti transfer bank.
- Kwitansi pembayaran beban.
- Dokumen lain terkait transaksi keuangan.
Dengan tiga kelompok data ini, pembukuan bisa mulai dibuat dari jurnal umum, diposting ke buku besar, lalu disusun laporan bulanan.
Langkah-langkah pembukuan perusahaan dagang 2025
Secara garis besar, alur pembukuan sederhana bisa dibagi seperti berikut.
1. Menganalisis transaksi dari bukti yang ada
- Kumpulkan bukti transaksi selama periode tertentu (misalnya 1 bulan).
- Tentukan jenis akun apa saja yang terlibat dalam transaksi tersebut.
- Tentukan akun mana yang bertambah di debit dan mana yang bertambah di kredit.
2. Mencatat transaksi ke jurnal umum
- Jurnal umum berisi catatan kronologis semua transaksi yang terjadi.
- Setiap transaksi ditulis lengkap dengan tanggal, keterangan, akun yang didebit dan dikredit, serta nominal.
- Pastikan setiap baris transaksi debit = kredit.
3. Memindahkan (posting) jurnal ke buku besar
- Buku besar adalah kumpulan akun yang menunjukkan saldo masing-masing akun.
- Setiap transaksi dari jurnal umum dipindahkan ke akun terkait di buku besar.
- Dari buku besar, Anda akan mendapatkan saldo akhir tiap akun di akhir periode.
4. Menyusun neraca saldo
- Ambil saldo setiap akun dari buku besar dan susun dalam neraca saldo.
- Pastikan total debit = total kredit di neraca saldo.
- Neraca saldo menjadi dasar untuk menyusun laporan keuangan.
5. Menyusun laporan laba rugi dan laporan posisi keuangan sederhana
- Gunakan akun pendapatan dan beban untuk menyusun laporan laba rugi bulanan.
- Gunakan akun aset, kewajiban, dan modal untuk menyusun laporan posisi keuangan (neraca) sederhana.
- Bandingkan hasil bulan per bulan untuk melihat tren usaha.
Contoh jurnal umum, buku besar, dan laporan laba rugi bulanan sederhana
Berikut contoh sederhana untuk membantu Anda memahami alur pembukuan perusahaan dagang.
1. Contoh transaksi bulan Januari
- 1 Jan: Setoran modal pemilik tunai Rp10.000.000
- 3 Jan: Pembelian barang dagang tunai Rp4.000.000
- 5 Jan: Penjualan barang dagang tunai Rp6.000.000
- 10 Jan: Pembayaran beban listrik Rp300.000
2. Contoh jurnal umum
| Tanggal | Keterangan | Ref | Debit | Kredit |
|---|---|---|---|---|
| 1 Jan | Kas Modal |
Rp10.000.000 | Rp10.000.000 | |
| 3 Jan | Persediaan Barang Dagang Kas |
Rp4.000.000 | Rp4.000.000 | |
| 5 Jan | Kas Penjualan |
Rp6.000.000 | Rp6.000.000 | |
| 10 Jan | Beban Listrik Kas |
Rp300.000 | Rp300.000 |
(Catatan: untuk contoh sederhana ini, perhitungan harga pokok penjualan disajikan langsung di laporan laba rugi.)
3. Contoh buku besar akun Kas
| Tanggal | Keterangan | Debit | Kredit | Saldo |
|---|---|---|---|---|
| 1 Jan | Modal | Rp10.000.000 | - | Rp10.000.000 |
| 3 Jan | Persediaan Barang Dagang | - | Rp4.000.000 | Rp6.000.000 |
| 5 Jan | Penjualan | Rp6.000.000 | - | Rp12.000.000 |
| 10 Jan | Beban Listrik | - | Rp300.000 | Rp11.700.000 |
4. Contoh ringkas laporan laba rugi bulan Januari
Asumsikan barang yang terjual pada 5 Jan seluruhnya berasal dari pembelian 3 Jan. Maka:
- Penjualan: Rp6.000.000
- Harga Pokok Penjualan (HPP): Rp4.000.000
- Beban Listrik: Rp300.000
| Uraian | Jumlah |
|---|---|
| Penjualan Bersih | Rp6.000.000 |
| Harga Pokok Penjualan | (Rp4.000.000) |
| Laba Kotor | Rp2.000.000 |
| Beban Listrik | (Rp300.000) |
| Laba Bersih Bulan Januari | Rp1.700.000 |
Dari contoh ini, Anda dapat melihat bagaimana transaksi kecil yang dicatat dengan benar bisa dirangkum menjadi laporan keuangan bulanan yang jelas.
Tips pembukuan keuangan agar usaha dagang lebih mudah dikontrol
- Gunakan format yang konsisten. Mau pakai buku tulis, Excel, atau software, yang penting format dan nama akun konsisten.
- Catat transaksi setiap hari. Jangan menumpuk bukti transaksi sampai berminggu-minggu, karena rawan hilang dan lupa.
- Pisahkan uang pribadi dan uang usaha. Ini kunci agar laporan keuangan usaha tidak tercampur dengan kebutuhan pribadi.
- Rutin cek stok dan cocokkan dengan catatan. Perusahaan dagang sangat bergantung pada akurasi data persediaan.
- Pelajari laporan keuangan secara bertahap. Mulai dari laporan laba rugi, setelah itu baru neraca dan arus kas.
Risiko menjalankan perusahaan dagang tanpa pembukuan rapi
Beberapa risiko jika usaha dagang tidak memiliki pembukuan yang baik:
- Sulit membedakan apakah usaha benar-benar untung atau hanya berputar di omzet tinggi tapi laba kecil.
- Rawan kebocoran kas dan stok, karena tidak ada kontrol yang jelas.
- Kesulitan mengajukan pinjaman atau kerja sama karena tidak bisa menunjukkan laporan keuangan.
- Keputusan bisnis (buka cabang, tambah karyawan, tambah stok) diambil berdasarkan perasaan, bukan data.
- Berpotensi menghadapi masalah ketika ada pemeriksaan pajak atau audit sederhana.
Dengan pembukuan yang rapi, Anda bisa meminimalkan risiko ini dan membuat usaha dagang tumbuh lebih sehat.
FAQ pembukuan perusahaan dagang untuk pemula
1. Apakah pembukuan wajib menggunakan software akuntansi?
Tidak. Anda bisa memulai pembukuan dengan buku tulis atau spreadsheet (Excel, Google Sheets). Software akuntansi akan memudahkan jika transaksi sudah banyak, tetapi yang paling penting adalah disiplin mencatat.
2. Seberapa sering pembukuan harus dibuat?
Idealnya transaksi dicatat setiap hari, lalu direkap dan diperiksa setiap akhir minggu. Laporan laba rugi dan laporan posisi keuangan bisa dibuat tiap bulan agar perkembangan usaha mudah dipantau.
3. Apa bedanya jurnal umum dan buku besar?
Jurnal umum adalah tempat mencatat transaksi secara kronologis (urutan tanggal). Buku besar adalah tempat mengumpulkan transaksi berdasarkan akun, sehingga terlihat saldo akhir masing-masing akun.
4. Apakah pembukuan perusahaan dagang harus mengikuti standar akuntansi penuh?
Untuk usaha kecil dan menengah, yang terpenting adalah pembukuan rapi, jujur, dan dapat dipertanggungjawabkan. Jika usaha berkembang dan membutuhkan laporan formal, Anda bisa menyesuaikan dengan standar akuntansi yang berlaku bersama konsultan atau akuntan.
5. Kapan sebaiknya pemilik usaha menggunakan jasa akuntan?
Anda bisa mulai mempertimbangkan jasa akuntan ketika transaksi sudah sangat banyak, memerlukan laporan keuangan untuk pihak eksternal (bank, investor), atau ketika peraturan pajak mulai dirasa rumit untuk diurus sendiri.
Baca juga di Beginisob.com
- Penjelasan Langkah-langkah dalam Melakukan Analisis Transaksi
- Langkah Mudah Menampilkan Laporan Arus Kas dalam MYOB
- Cepat dan Mudah! Langkah-Langkah Mengentri Transaksi Pembelian Tunai ke MYOB
- 10 Alasan Menggunakan ROA untuk Mengukur Profitabilitas
- Strategi Penagihan Collection yang Efektif dan Efisien
Comments
Post a Comment