Diperbarui: 30 November 2025
Ringkasan cepat:
- Penipuan belanja online bisa terjadi di mana saja: marketplace, media sosial, hingga situs palsu yang mirip toko resmi. Kuncinya adalah cek alamat situs, reputasi penjual, dan pola transaksi.
- Selalu lindungi data pribadi dan OTP, hindari transaksi di luar platform, dan pilih metode pembayaran yang memberikan perlindungan pembeli.
- Dari sudut pandang syariat, belanja online harus tetap jujur, bebas riba (hindari PayLater berbunga, kartu kredit riba), dan tidak membeli barang haram atau yang membantu maksiat.
Daftar isi
- Kapan kamu perlu ekstra waspada saat belanja online?
- Apa itu belanja online yang aman menurut aturan dan syariat?
- Syarat dasar sebelum belanja online di marketplace
- 7 tips aman belanja online agar terhindar dari penipuan
- Tips tambahan: belanja online yang bijak dan tidak boros
- Risiko jika nekat belanja online tanpa kehati-hatian
- FAQ seputar belanja online aman di marketplace
- Baca juga di Beginisob.com
Kapan kamu perlu ekstra waspada saat belanja online?
Sebenarnya, setiap transaksi online butuh kehati-hatian. Tapi kamu harus lebih waspada jika:
- Melihat toko baru dengan harga jauh di bawah pasaran tanpa alasan jelas.
- Diajak chat di luar platform (WhatsApp/Telegram) untuk melanjutkan transaksi.
- Diminta transfer langsung ke rekening pribadi dengan alasan “biar lebih murah” atau “stok terbatas”.
- Mendapat pesan hadiah/undian yang mengaku dari Shopee/Tokopedia tapi link-nya mencurigakan.
- Produk yang dijual bernilai besar (koper premium, elektronik, gadget, tiket, dll.) sehingga risiko kerugiannya lebih tinggi.
Di kondisi seperti ini, jangan buru-buru checkout. Periksa dulu dengan tenang. Semakin besar nilai transaksi, semakin wajib kamu hati-hati.
Apa itu belanja online yang aman menurut aturan dan syariat?
Belanja online yang aman bukan hanya aman dari penipuan, tetapi juga:
- Sesuai aturan platform (Shopee, Tokopedia, dll.) dan hukum yang berlaku.
- Tidak merugikan pihak lain (penjual, pembeli, atau kurir).
- Sesuai syariat Islam: tidak mengandung riba, gharar (ketidakjelasan yang berlebihan), dan kedzaliman.
Dari sisi praktis, belanja online aman berarti:
- Website/aplikasi yang dipakai resmi dan bukan tiruan.
- Penjual memiliki identitas dan reputasi jelas.
- Metode pembayaran memberikan perlindungan jika terjadi masalah (barang tidak dikirim, barang tidak sesuai deskripsi, dsb.).
Beginisob juga pernah menjelaskan perbedaan situs e-commerce dan situs profil, agar kamu bisa membedakan mana situs untuk transaksi, mana yang hanya profil perusahaan: Jelaskan perbedaan antara situs e-commerce dan situs profil .
Syarat dasar sebelum belanja online di marketplace
Sebelum menekan tombol “Beli Sekarang”, pastikan beberapa hal ini sudah kamu penuhi:
- Paham cara kerja marketplace: alur pesanan, sistem pembayaran, pelacakan, dan komplain.
- Punya kontrol atas keuangan: belanja dari uang yang jelas dan halal, bukan dari utang riba atau PayLater berbunga.
- Tahu cara cek reputasi penjual: rating, ulasan, lama bergabung, jumlah produk terjual.
- Mampu membedakan situs resmi dan palsu: alamat domain, tampilan, dan cara login.
- Tahu batas data yang boleh dibagikan: nama, alamat kirim, dan nomor HP secukupnya; OTP dan PIN hukumnya wajib dirahasiakan dan tidak boleh dibagikan kepada siapa pun.
Dengan memenuhi syarat dasar ini, kamu akan lebih siap mempraktekkan 7 tips aman di bagian berikutnya.
7 tips aman belanja online agar terhindar dari penipuan
Berikut 7 tips praktis yang bisa langsung kamu terapkan saat belanja di marketplace seperti Shopee, Tokopedia, dan platform lain.
1. Selalu cek alamat situs dan gunakan aplikasi resmi
Penipu sering membuat situs tiruan yang mirip dengan Shopee, Tokopedia, atau brand tertentu. Link biasanya disebar lewat WhatsApp, SMS, atau media sosial, misalnya undian palsu.
- Untuk belanja, lebih aman gunakan aplikasi resmi dari Play Store/App Store.
- Jika lewat browser, periksa alamat situs (domain) dengan teliti, jangan sampai ada huruf yang dimanipulasi.
- Hindari klik link sembarangan yang mengaku dari marketplace, terutama kalau menjanjikan hadiah besar.
Beginisob juga menyinggung pentingnya cek alamat situs yang benar saat mendaftar layanan internet rakyat agar terhindar dari tautan palsu: Cara Daftar Internet Rakyat Telemedia Komunikasi Pratama .
2. Periksa reputasi penjual: rating, ulasan, dan lama bergabung
Di marketplace, kamu bisa menilai penjual dari data yang sudah disediakan:
- Rating toko (misalnya 4,8/5) dan jumlah review.
- Ulasan dengan foto/video dari pembeli asli.
- Lama toko bergabung dan total produk terjual.
Jangan hanya lihat harga murah, tapi abaikan reputasi. Rekomendasi koper di Tokopedia dan Shopee di Beginisob juga menekankan pentingnya cek rating dan review sebelum membeli: Rekomendasi Koper Terbaik di Tokopedia dan Shopee .
3. Waspada harga terlalu murah dan promosi berlebihan
Salah satu ciri klasik penipuan adalah harga yang jauh di bawah pasaran atau promo yang tidak masuk akal, seperti “iPhone 15 Pro Max cuma 500 ribu, stok terbatas!”.
- Bandingkan harga produkmu dengan beberapa toko lain yang reputasinya bagus.
- Jika selisihnya tidak wajar, lebih baik cari toko lain.
- Ingat kaidah: “Kalau terlalu bagus untuk jadi kenyataan, biasanya memang bukan kenyataan.”
Dalam Islam, jual beli harus jelas dan tidak mengandung tipu daya. Harga boleh murah, tapi kalau penjual sengaja memancing dengan harga palsu lalu menghilang, itu termasuk kedzaliman.
4. Pilih metode pembayaran yang aman dan hindari transfer langsung ke rekening pribadi
Sebisa mungkin, gunakan metode pembayaran yang melewati sistem marketplace, misalnya:
- Saldo e-wallet resmi di marketplace.
- Transfer bank melalui virtual account yang terhubung ke pesanan.
- COD (Cash on Delivery) resmi yang difasilitasi platform.
Hindari:
- Transfer langsung ke rekening pribadi penjual di luar sistem pesanan.
- Diminta bayar “DP dulu” di luar aplikasi.
- Penggunaan PayLater berbunga atau kartu kredit riba hanya demi mengejar diskon — ini berbahaya dari sisi keuangan dan syariat.
Kalau ingin menggunakan COD, tetap cek barang sebelum membayar, dan jangan tergesa-gesa hanya karena didesak kurir atau penjual.
5. Lindungi data pribadi, PIN, dan kode OTP
Banyak penipuan terjadi bukan karena sistem marketplace yang bocor, tetapi karena korban memberikan data sensitif sendiri kepada pelaku:
- Jangan pernah memberikan kode OTP kepada siapa pun, termasuk yang mengaku CS resmi.
- Jangan kirim foto KTP, kartu ATM, atau data sensitif lain kecuali pada prosedur resmi yang jelas.
- Gunakan password yang kuat dan aktifkan fitur keamanan tambahan jika tersedia.
Ingat: CS resmi marketplace tidak akan meminta OTP atau PIN kamu. Kalau ada yang meminta, hampir pasti itu penipuan.
6. Simpan bukti transaksi dan riwayat komunikasi
Jika terjadi masalah (barang tidak sampai, barang berbeda jauh dari deskripsi, dsb.), bukti transaksi dan chat sangat penting untuk proses komplain.
- Jangan hapus chat dengan penjual sampai transaksi benar-benar selesai.
- Simpan screenshot pesanan, nomor resi, dan status pelacakan.
- Jika ada janji tambahan dari penjual (bonus, garansi, dll.), minta ditulis di chat, bukan hanya lewat telepon.
Untuk transaksi besar (misalnya koper mahal, elektronik, atau jasa tertentu), pertimbangkan untuk menyimpan bukti di cloud atau email agar tidak hilang jika HP rusak.
7. Jangan mudah tergoda transaksi di luar platform
Banyak kasus penipuan terjadi ketika:
- Penjual meminta pembeli pindah ke WhatsApp/Telegram dengan janji harga lebih murah.
- Pembeli diminta membatalkan pesanan di marketplace lalu transfer langsung ke rekening penjual.
Ingat:
- Jika transaksi dilakukan di luar platform, perlindungan pembeli biasanya tidak berlaku.
- Kalau terjadi penipuan, pihak marketplace sulit membantu karena transaksi tidak tercatat di sistem mereka.
Demi keamanan dan keberkahan, biasakan transaksi yang rapi, tercatat, dan melalui jalur resmi. Itu lebih menenangkan bagi kedua belah pihak.
Tips tambahan: belanja online yang bijak dan tidak boros
- Buat daftar kebutuhan sebelum membuka aplikasi marketplace. Jangan scrolling tanpa tujuan.
- Bedakan kebutuhan dan keinginan: utamakan kebutuhan pokok, alat kerja, atau barang bermanfaat.
- Batasi waktu dan budget belanja online setiap bulan agar tidak kebablasan.
- Periksa legalitas usaha untuk brand besar atau penjual yang juga punya website sendiri, misalnya dengan belajar dari:
- Jauhi produk haram: misalnya alat judi, minuman haram, atau barang yang jelas dipakai untuk maksiat.
Risiko jika nekat belanja online tanpa kehati-hatian
Jika kamu sering belanja online tanpa memerhatikan keamanan, beberapa risiko yang bisa terjadi adalah:
- Kerugian materi: uang hilang, barang tidak dikirim, atau barang yang datang jauh berbeda dari deskripsi.
- Kebocoran data pribadi yang bisa disalahgunakan untuk penipuan lain.
- Akun marketplace atau rekening terganggu: saldo tiba-tiba berkurang karena OTP/akun disalahgunakan.
- Terlibat transaksi yang tidak halal: misalnya memakai fasilitas riba atau membeli barang yang dilarang syariat.
Di sisi lain, jika kamu hati-hati, manfaat belanja online cukup besar: lebih hemat waktu, pilihan produk luas, dan bisa membandingkan harga dengan mudah. Tinggal bagaimana kamu mengelolanya dengan cara yang benar dan halal.
FAQ seputar belanja online aman di marketplace
1. Lebih aman belanja di marketplace atau di media sosial?
Secara umum, marketplace lebih aman karena:
- Ada sistem rekam jejak penjual (rating, ulasan, lama bergabung).
- Transaksi tercatat dan ada mekanisme komplain.
- Platform bisa memberi sanksi pada penjual nakal.
Belanja via media sosial bisa aman jika penjual jelas dan punya reputasi baik, tapi kamu harus ekstra hati-hati karena perlindungannya tidak sekuat marketplace.
2. Apakah COD selalu aman dari penipuan?
COD lebih aman dari sisi pembayaran karena kamu bayar saat barang datang. Namun, bukan berarti bebas penipuan:
- Barang bisa tidak sesuai foto/deskripsi.
- Kamu bisa merasa tidak enak menolak paket saat kurir sudah menunggu.
Solusinya: pesan dari penjual yang reputasinya bagus, dan cek sekilas paket sebelum membayar jika memungkinkan.
3. Apa yang harus saya lakukan jika sudah terlanjur tertipu belanja online?
Beberapa langkah yang bisa kamu lakukan:
- Segera kumpulkan bukti (screenshot chat, bukti transfer, data akun penipu).
- Lapor melalui fitur komplain resmi di marketplace (jika transaksi dilakukan di sana).
- Jika transaksi di luar platform, pertimbangkan melapor ke pihak berwajib (polisi) atau kanal pengaduan resmi penipuan online di daerahmu.
Meski tidak selalu uang kembali, laporanmu bisa mencegah orang lain tertipu dengan cara yang sama.
4. Apakah aman menggunakan fitur PayLater untuk belanja online?
Dari sisi teknis, PayLater yang resmi mungkin relatif aman. Namun dari sisi syariat, banyak skema PayLater mengandung unsur riba (bunga, denda keterlambatan, dan biaya tambahan tertentu).
Untuk kehati-hatian, sebaiknya:
- Hindari PayLater berbunga dan cicilan kartu kredit yang jelas-jelas ada riba.
- Biasakan belanja hanya dengan uang yang benar-benar kamu miliki.
5. Bagaimana cara membedakan promo resmi marketplace dan promo palsu?
Promo resmi biasanya:
- Muncul langsung di aplikasi resmi.
- Menggunakan domain resmi (misalnya shopee.co.id, tokopedia.com).
- Tidak meminta login lewat halaman mencurigakan atau meminta OTP lewat chat.
Jika promo hanya disebar lewat pesan pribadi dengan link aneh, apalagi meminta data sensitif, hampir pasti itu penipuan. Selalu cek kembali di aplikasi utama: kalau promo itu benar, biasanya akan tampil di sana.
Baca juga di Beginisob.com
- Rekomendasi Koper Terbaik di Tokopedia dan Shopee
- Berbagai Macam Produk Niche yang Diprediksi Laris Dijual di Tahun 2026
- Cara Cek Legalitas Perusahaan & NIB Secara Online 2025 (Panduan Lengkap)
- Checklist Legalitas Usaha UMKM 2025: dari NIB sampai Izin Teknis
- Jelaskan perbedaan antara situs e-commerce dan situs profil
Comments
Post a Comment