Skip to main content

Cara Menulis Sitasi di Dalam Teks (In-Text Citation) APA Style di Word untuk Skripsi dan Jurnal

Diperbarui: 9 Desember 2025

Ringkasan cepat:

  • In-text citation APA Style dipakai setiap kali kamu mengambil ide, data, atau kalimat dari sumber lain, baik dengan cara dikutip langsung maupun diparafrase.
  • Secara umum, pola dasar sitasi APA adalah (NamaBelakang, Tahun) untuk parafrase, dan (NamaBelakang, Tahun, hlm. xx) untuk kutipan langsung yang menyertakan nomor halaman.
  • Di Microsoft Word, kamu bisa membuat sitasi APA otomatis lewat tab References > Insert Citation, lalu Word akan mengatur format in-text citation dan daftar pustaka sekaligus.
  • Dari sisi syariat, sitasi yang benar adalah bagian dari amanah ilmiah: jujur menisbatkan ilmu kepada pemiliknya, menghindari plagiarisme, dan tidak memalsukan sumber demi nilai atau gelar.

Daftar isi

Kapan kamu perlu menulis sitasi APA di dalam teks?

Sitasi di dalam teks (in-text citation) wajib kamu tulis setiap kali:

  • Mengambil kalimat langsung dari buku, jurnal, artikel, atau sumber lain.
  • Meringkas (summary) atau memparafrase ide orang lain dengan kata-katamu sendiri.
  • Memakai data, angka statistik, grafik, atau hasil penelitian dari sumber tertentu.
  • Mengutip definisi konsep yang kamu ambil dari buku atau artikel ilmiah.

Sebaliknya, kamu tidak wajib menulis sitasi jika yang kamu tulis adalah:

  • Pengetahuan umum yang sudah sangat dikenal (misalnya “Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945”).
  • Opini atau analisis pribadimu sendiri yang tidak secara langsung diambil dari satu sumber tertentu.

Banyak mahasiswa mengira bahwa sitasi hanya untuk kutipan langsung. Padahal, parafrase ide orang lain juga wajib diberi sitasi. Kalau tidak, secara akademik dan secara syariat, itu sudah mendekati plagiarisme karena seolah-olah ide tersebut milikmu sendiri.

Apa itu in-text citation APA Style (naratif vs parentetik)?

Dalam APA Style (edisi 7), sitasi di dalam teks secara umum dibagi dua bentuk:

  1. Parenthetical citation (sitasi dalam kurung)
  2. Narrative citation (nama penulis menyatu dengan kalimat)

1. Parenthetical citation: (Nama, Tahun)

Bentuk ini menempatkan seluruh sitasi di dalam kurung. Contoh dasar:

  • Parafrase: (Sugiyono, 2019)
  • Kutipan langsung dengan halaman: (Sugiyono, 2019, hlm. 45)

Contoh dalam kalimat:

Metode penelitian kuantitatif banyak digunakan untuk menguji hipotesis secara statistik (Sugiyono, 2019).

2. Narrative citation: Nama (Tahun)

Dalam bentuk ini, nama penulis menjadi bagian dari kalimat, sedangkan tahun (dan halaman jika perlu) diletakkan di dalam kurung.

  • Parafrase: Sugiyono (2019)
  • Kutipan langsung dengan halaman: Sugiyono (2019, hlm. 45)

Contoh dalam kalimat:

Sugiyono (2019) menjelaskan bahwa metode penelitian kuantitatif berfokus pada pengukuran variabel dan analisis statistik.

3. Aturan khusus jumlah penulis

Aturan ringkas untuk jumlah penulis dalam APA 7:

  • Satu penulis: (NamaBelakang, Tahun) atau NamaBelakang (Tahun).
  • Dua penulis: gunakan & di dalam kurung, atau “dan” di dalam kalimat.
    • Parentetik: (Arikunto & Sudjana, 2018)
    • Naratif: Arikunto dan Sudjana (2018)
  • Tiga penulis atau lebih: tulis penulis pertama saja diikuti et al.
    • Parentetik: (Santoso et al., 2020)
    • Naratif: Santoso et al. (2020)

4. Beberapa sumber sekaligus dalam satu sitasi

Jika satu kalimat didukung oleh lebih dari satu sumber, kamu bisa menulis semua sumber dalam satu kurung, dipisahkan dengan titik koma dan diurutkan alfabet:

(Arikunto, 2014; Sugiyono, 2019; Santoso et al., 2020)

5. Tidak ada penulis (hanya lembaga)

Jika sumber tidak mencantumkan penulis individu, gunakan nama lembaga sebagai penulis:

  • Parentetik: (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2020)
  • Naratif: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (2020)

Kalau nama lembaga terlalu panjang dan sering diulang, kamu bisa menulis bentuk lengkap pertama kali, lalu singkatannya di sitasi berikutnya, sesuai panduan kampus.

Syarat & persiapan sebelum menulis sitasi APA di Word

Sebelum mulai menulis sitasi APA di Word, pastikan beberapa hal ini sudah siap:

  1. Data sumber yang lengkap

    Minimal kamu punya informasi berikut untuk tiap sumber:

    • Nama penulis (nama belakang + inisial)
    • Tahun terbit
    • Judul buku/artikel
    • Nama jurnal atau penerbit
    • Volume, nomor, dan halaman (untuk jurnal)
    • DOI atau URL (untuk sumber online)
  2. Keputusan gaya sitasi dari kampus/jurnal

    Pastikan bahwa kampusmu memang meminta APA Style (biasanya APA edisi 7). Jika mereka memakai format modifikasi (misalnya bahasa Indonesia penuh), baca dulu panduannya dan sesuaikan sitasi.

  3. Word sudah diatur ke gaya APA

    Di Word, buka tab References dan pastikan menu Style sudah diatur ke APA (bisa tertulis “APA Sixth Edition” atau “APA 7th” tergantung versi Word). Ini akan mempengaruhi bentuk sitasi otomatis yang dihasilkan.

  4. Niat dan adab ilmiah yang benar

    Dari sisi syariat, menulis sitasi bukan sekadar formalitas akademik. Ini bagian dari kejujuran ilmiah: tidak mencomot ide orang lain tanpa menyebut nama, tidak memalsukan sumber, dan tidak mengklaim karya orang lain sebagai milik sendiri.

Langkah menulis sitasi APA secara otomatis di Word

Bagian ini fokus pada pembuatan sitasi di dalam teks menggunakan fitur bawaan Microsoft Word. Kalau kamu sudah membaca artikel Beginisob tentang Cara Membuat Daftar Pustaka APA Style di Word, langkah-langkah berikut akan terasa akrab, tapi di sini kita fokus ke penggunaan di paragraf.

Langkah 1 – Atur gaya sitasi ke APA

  1. Buka dokumen skripsi atau artikelmu di Word.
  2. Masuk ke tab References.
  3. Di grup Citations & Bibliography, cari menu Style.
  4. Pilih APA (jika ada pilihan “APA 7th Edition”, itu lebih ideal; jika hanya ada “APA Sixth Edition”, nanti beberapa detail bisa kamu rapikan manual).

Langkah 2 – Input sumber sekali lewat Manage Sources

  1. Masih di tab References, klik Insert Citation > Add New Source atau Manage Sources.
  2. Pada Type of Source, pilih jenis sumber (Book, Journal Article, Website, dan seterusnya).
  3. Isi data penulis, tahun, judul, jurnal/penerbit, halaman, DOI/URL, sesuai kebutuhan.
  4. Klik OK. Sumber ini akan tersimpan dan bisa dipakai berulang kali untuk sitasi apa pun di dokumen yang sama.

Langkah 3 – Menyisipkan sitasi parentetik (dalam kurung)

  1. Letakkan kursor di akhir kalimat yang ingin kamu beri sitasi.
  2. Di tab References, klik Insert Citation.
  3. Pilih sumber yang sudah kamu input sebelumnya.
  4. Word akan otomatis menambahkan sitasi seperti (Sugiyono, 2019) sesuai gaya APA.

Langkah 4 – Mengedit sitasi untuk kutipan langsung (tambah halaman)

Untuk kutipan langsung, APA meminta kamu menambahkan nomor halaman. Caranya:

  1. Setelah menyisipkan sitasi, klik sekali pada sitasi tersebut.
  2. Klik panah kecil di ujung sitasi lalu pilih Edit Citation (atau “Edit Source” tergantung versi Word).
  3. Isi bagian Pages, misalnya: 45 atau 45–46.
  4. Word akan mengubah sitasi menjadi (Sugiyono, 2019, p. 45) atau format serupa.

Jika kampus meminta “hlm.” alih-alih “p.”, kamu bisa mengeditnya secara manual di akhir proses atau menyesuaikan di pengaturan gaya jika tersedia.

Langkah 5 – Membuat narrative citation di Word

Word pada dasarnya membuat parenthetical citation. Untuk mengubahnya menjadi naratif, kamu bisa:

  1. Sisipkan sitasi seperti biasa (misalnya (Sugiyono, 2019)).
  2. Edit manual di teks:
    • Pindahkan nama penulis ke depan kalimat: ketik Sugiyono di luar kurung.
    • Ubah sitasi menjadi hanya berisi tahun: (2019).

Sehingga kalimatmu menjadi, misalnya:

Sugiyono (2019) menyatakan bahwa ...

Beberapa versi Word juga menyediakan opsi Suppress Author saat mengedit sitasi, sehingga hanya tahun yang tampil di dalam kurung.

Langkah 6 – Menggabungkan beberapa sumber dalam satu sitasi

Word biasanya akan menambahkan sitasi satu per satu. Untuk menggabungkannya:

  1. Sisipkan dua atau lebih sitasi di tempat yang sama (Word akan menempatkannya bersebelahan).
  2. Edit teks sitasi secara manual dan pisahkan dengan titik koma, lalu urutkan alfabet:

(Arikunto, 2014; Sugiyono, 2019; Santoso et al., 2020)

Langkah menulis sitasi APA secara manual di Word

Jika kampus tidak mengizinkan fitur sitasi otomatis atau kamu menulis di aplikasi lain (misalnya WPS, Google Docs), kamu masih bisa menulis sitasi APA secara manual dengan rapi.

Langkah 1 – Tentukan dulu apakah itu parafrase atau kutipan langsung

  • Parafrase: kamu menulis ulang ide dengan bahasamu sendiri.
  • Kutipan langsung: kamu menyalin kalimat seperti di sumber, biasanya diberi tanda kutip (“...”).

Untuk parafrase, cukup (NamaBelakang, Tahun). Untuk kutipan langsung, tambahkan halaman: (NamaBelakang, Tahun, hlm. xx).

Langkah 2 – Pahami pola dasar yang harus kamu hafal

Beberapa pola yang sebaiknya kamu hafal:

  • Satu penulis – parafrase: (Sugiyono, 2019) atau Sugiyono (2019).
  • Satu penulis – kutipan langsung: (Sugiyono, 2019, hlm. 45) atau Sugiyono (2019, hlm. 45).
  • Dua penulis: (Arikunto & Sudjana, 2018) atau Arikunto dan Sudjana (2018).
  • Tiga penulis atau lebih: (Santoso et al., 2020) atau Santoso et al. (2020).
  • Beberapa sumber sekaligus: (Arikunto, 2014; Sugiyono, 2019; Santoso et al., 2020).

Langkah 3 – Tulis sitasi konsisten sambil mengetik

Praktiknya, setiap kali kamu selesai menulis kalimat yang berasal dari sumber tertentu, langsung tambahkan sitasi:

  • Ketika mengetik, biasakan langsung menulis (NamaBelakang, Tahun) sebelum pindah ke kalimat berikutnya.
  • Untuk paragraf yang berasal dari satu sumber yang sama, tidak wajib menulis sitasi di setiap kalimat, tetapi minimal di kalimat yang paling mewakili ide tersebut (cek panduan kampus/jurnal, karena ada yang lebih ketat).

Langkah 4 – Cocokkan dengan daftar pustaka

Di akhir proses, pastikan:

  • Semua sumber yang kamu sitasi di dalam teks ada di daftar pustaka.
  • Tidak ada sumber di daftar pustaka yang tidak pernah kamu sitasi.

Ini bisa kamu cek secara manual, atau kamu buat tabel kecil untuk mencocokkan “Nama – Tahun” antara isi dan daftar pustaka.

Tips penting agar sitasi APA di skripsi tidak salah format

  1. Catat sumber sejak awal membaca

    Jangan menunggu nanti. Saat pertama kali membaca buku atau artikel yang kira-kira akan kamu kutip, langsung catat nama penulis, tahun, judul, dan halaman penting. Ini memudahkan kamu menulis sitasi dan daftar pustaka.

  2. Bedakan catatan “kata per kata” dan catatan “ide”

    Gunakan dua warna atau dua format:

    • Kalimat yang disalin persis → beri tanda kutip dan catat nomor halaman.
    • Ringkasan ide dengan bahasamu sendiri → tulis catatan “parafrase” plus sumbernya.
  3. Jangan boros sitasi, tapi juga jangan pelit

    Tujuannya bukan memenuhi halaman dengan tanda kurung, tetapi menunjukkan asal ide. Tulis sitasi seperlunya, tidak di setiap kalimat yang jelas masih meneruskan ide yang sama, tapi juga jangan sampai ada ide orang lain yang tidak diberi sitasi.

  4. Ikuti panduan kampus lebih dulu

    Jika panduan kampus sedikit berbeda dari APA murni (misalnya menulis “hlm.” alih-alih “p.”), ikuti panduan kampusmu. APA adalah standar umum; pedoman lokal boleh sedikit dimodifikasi selama konsisten.

  5. Gunakan Mendeley jika referensi sudah banyak

    Untuk skripsi dan tesis dengan banyak referensi, akan sangat membantu kalau kamu memakai aplikasi seperti Mendeley untuk menyimpan sumber dan membuat sitasi otomatis (termasuk APA). Beginisob sudah membahas panduannya secara khusus.

  6. Dari sisi syariat: jaga kejujuran ilmiah

    Jangan memalsukan sumber, jangan mencantumkan buku atau jurnal yang sebenarnya tidak pernah kamu baca, dan jangan sengaja menghilangkan nama penulis asli. Semua itu termasuk kedustaan yang tidak dibenarkan dalam Islam, meskipun konteksnya “hanya” tugas kuliah.

Risiko & kesalahan umum dalam menulis sitasi APA

  • Plagiarisme terselubung

    Mahasiswa merasa sudah aman karena ada daftar pustaka di akhir, tapi di dalam teks banyak kalimat dari buku/jurnal yang tidak diberi sitasi. Ini tetap bisa dianggap plagiarisme dan melanggar etika ilmiah.

  • Nama dan tahun tidak konsisten dengan daftar pustaka

    Di dalam teks tertulis (Sugiono, 2019), di daftar pustaka tertulis Sugiyono atau tahun 2018. Kesalahan kecil seperti ini bisa jadi catatan serius saat ujian skripsi.

  • Lupa menulis halaman untuk kutipan langsung

    Untuk kutipan langsung, apalagi lebih dari 40 kata, nomor halaman seharusnya disebut. Kalau tidak, pembaca sulit melacak sumbernya, dan dosen bisa menilai kamu kurang memahami aturan APA.

  • Mencampur beberapa gaya sitasi

    Misalnya di Bab 2 memakai APA, di Bab 3 tiba-tiba memakai gaya numeric (misalnya [1], [2]). Pilih salah satu gaya dan konsisten dari awal sampai akhir.

  • Menulis sitasi yang tidak jelas acuannya

    Contoh: menulis (Anonim, t.t.) untuk hampir semua sumber padahal sebenarnya nama penulis dan tahun ada. Ini menunjukkan kurangnya ketelitian dalam mencari informasi sumber.

FAQ: Pertanyaan umum seputar sitasi APA di dalam teks

1. Apakah parafrase juga wajib diberi sitasi?

Iya. Jika kamu mengambil ide, argumen, atau data dari penulis lain lalu menuliskannya kembali dengan bahasamu sendiri, tetap wajib menyebut sumber menggunakan sitasi di dalam teks. Yang tidak wajib disitasi adalah pengetahuan umum yang sudah diketahui luas.

2. Kapan saya harus menambahkan nomor halaman?

Nomor halaman wajib ditulis untuk kutipan langsung, baik kutipan pendek maupun panjang. Untuk parafrase, nomor halaman bersifat opsional tapi dianjurkan jika memudahkan pembaca melacak sumbernya (cek juga aturan kampus, karena ada yang mewajibkan).

3. Bagaimana kalau dua sumber punya penulis dan tahun yang sama?

Jika ada dua karya dari penulis yang sama pada tahun yang sama, kamu bisa membedakannya dengan huruf kecil setelah tahun, misalnya (Santoso, 2020a) dan (Santoso, 2020b). Di daftar pustaka, tulis tahun dengan huruf yang sama sehingga pembaca tahu mana sumber yang dimaksud.

4. Bolehkah hanya memakai catatan kaki (footnote) tanpa sitasi APA di dalam teks?

Secara standar, APA memakai in-text citation di dalam paragraf, bukan footnote. Namun, jika kampusmu secara eksplisit meminta format catatan kaki tertentu, ikuti pedoman kampus terlebih dahulu. Yang penting, sumber tetap jelas dan tidak ada ide orang lain yang diambil tanpa atribusi.

Baca juga di Beginisob.com

Comments

Edukasi Terpopuler

Connect With Us

Copyright @ 2023 beginisob.com, All right reserved