Diperbarui: 28 November 2025
Ringkasan cepat:
- Toleransi artinya sikap menghargai perbedaan (agama, suku, pendapat, budaya) tanpa memaksakan kehendak dan tanpa menyakiti orang lain.
- Toleransi bukan berarti setuju dengan semua keyakinan atau perilaku; seorang muslim tetap wajib menjaga akidah dan ibadah sesuai tuntunan syariat, sambil tetap berbuat baik kepada semua.
- Dalam konteks Indonesia, toleransi menguatkan persatuan dan kesatuan di tengah keberagaman, sejalan dengan sila ke-3 Pancasila “Persatuan Indonesia”.
- Contoh konkret toleransi: bekerja sama dalam kegiatan sekolah, menghormati tetangga beda agama, tidak menghina adat orang lain, dan mau mendengarkan pendapat yang berbeda dengan sopan.
- Jika toleransi disalahpahami (terlalu longgar atau terlalu keras), bisa menimbulkan masalah: konflik, perpecahan, atau sebaliknya mencampuradukkan aqidah dan nilai-nilai yang seharusnya dijaga.
Daftar isi
- Kapan toleransi sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari?
- Apa pengertian toleransi dalam kehidupan sehari-hari?
- Syarat toleransi yang benar menurut Pancasila dan nilai agama
- Langkah menerapkan toleransi di rumah, sekolah, dan masyarakat
- Tips melatih sikap toleransi untuk pelajar
- Risiko jika toleransi disalahpahami
- FAQ: Pertanyaan seputar toleransi dalam kehidupan sehari-hari
- Baca juga di Beginisob.com
Kapan toleransi sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari?
Toleransi bukan hanya dibahas di buku pelajaran PPKn, tetapi sangat terasa dalam situasi sehari-hari. Beberapa momen ketika toleransi sangat dibutuhkan, antara lain:
- Ketika kita hidup di lingkungan yang beragam agama dan suku, misalnya kompleks perumahan, asrama, atau kos.
- Saat satu kelas di sekolah berisi teman-teman dengan pendapat, hobi, dan karakter yang berbeda.
- Ketika di media sosial muncul perbedaan pandangan soal politik, cara mendidik anak, gaya hidup, dan sebagainya.
- Saat ada hari besar keagamaan yang berbeda-beda, dan setiap pemeluk agama menjalankan ibadahnya masing-masing.
- Ketika bekerja dalam satu tim/kelompok yang anggotanya memiliki cara kerja dan cara berpikir yang tidak sama.
Tanpa sikap toleran, perbedaan kecil sekalipun mudah berubah menjadi pertengkaran dan kebencian. Dengan toleransi, perbedaan diatur menjadi kekuatan, bukan sumber konflik.
Apa pengertian toleransi dalam kehidupan sehari-hari?
Secara umum, toleransi dapat dijelaskan dari beberapa sisi:
1. Secara bahasa
Secara bahasa, toleransi berarti sikap lapang dada, tenggang rasa, dan mau menerima keberadaan perbedaan tanpa harus menyukai atau menyetujui semuanya.
2. Secara sikap sosial
Dalam kehidupan sosial, toleransi adalah kesediaan untuk hidup berdampingan secara damai dengan orang yang berbeda suku, agama, ras, pandangan politik, dan kebiasaan, selama perbedaan tersebut tidak melanggar aturan yang berlaku.
3. Toleransi menurut Pancasila
Dalam konteks Pancasila dan UUD 1945, toleransi sejalan dengan:
- sila pertama: mengakui adanya kebebasan beragama,
- sila kedua: menghargai sesama manusia dengan adil dan beradab,
- sila ketiga: menjaga persatuan Indonesia di tengah perbedaan,
- sila kelima: mewujudkan keadilan sosial tanpa diskriminasi.
4. Toleransi dari sudut pandang agama
Bagi seorang muslim, toleransi berarti:
- berbuat baik, adil, dan menolong sesama manusia, meskipun berbeda agama dan suku,
- tidak memaksa orang lain masuk ke dalam keyakinan kita,
- namun tetap menjaga akidah: tidak ikut ibadah agama lain, tidak mengiyakan hal-hal yang jelas bertentangan dengan tauhid, dan tidak mencampuradukkan ajaran agama.
Jadi, toleransi bukan mencampuradukkan kebenaran, tetapi menghargai hak orang lain untuk hidup dan berkeyakinan, sambil kita tetap teguh menjalankan ajaran agama sendiri.
Syarat toleransi yang benar menurut Pancasila dan nilai agama
Agar toleransi tidak kebablasan dan tidak berubah menjadi sikap permisif terhadap kemungkaran, ada beberapa syarat yang perlu diperhatikan:
- Tidak melanggar aturan agama: menghormati ibadah agama lain bukan berarti ikut-ikutan melaksanakan ritual mereka.
- Tidak melanggar hukum negara: semua bentuk kekerasan, penghinaan, dan ujaran kebencian tetap dilarang.
- Menjaga adab dan akhlak: dalam menyampaikan perbedaan pendapat, tetap jaga kata-kata, tidak merendahkan, dan tidak memaki.
- Membedakan antara pribadi dan perbuatan: boleh tidak setuju dengan perbuatan tertentu, tetapi tetap berbuat baik kepada orangnya sebagai sesama manusia.
- Memegang prinsip, bukan ikut-ikutan: toleran tidak berarti ikut arus semua tren; seseorang tetap boleh dan wajib menolak hal yang jelas salah menurut syariat dan hukum, dengan cara yang bijak.
Langkah menerapkan toleransi di rumah, sekolah, dan masyarakat
Berikut beberapa langkah praktis untuk menerapkan toleransi di berbagai lingkungan:
1. Di lingkungan keluarga
- Biasakan anak-anak menghormati perbedaan pendapat antar anggota keluarga.
- Ajarkan cara mengkritik dengan sopan, bukan dengan marah atau mengejek.
- Orang tua memberi contoh: tidak merendahkan suku, bahasa, atau kebiasaan orang lain di depan anak.
2. Di sekolah
- Tidak mengolok-olok teman karena perbedaan fisik, suku, kemampuan akademik, atau ekonomi.
- Mendengarkan pendapat teman dalam diskusi kelas, walaupun berbeda.
- Bekerja sama dalam tugas kelompok tanpa memilih-milih teman hanya berdasarkan latar belakang.
3. Di masyarakat
- Menghormati jadwal ibadah dan kegiatan keagamaan di lingkungan sekitar.
- Ikut gotong royong dan kegiatan sosial yang bermanfaat, selama tidak bertentangan dengan syariat.
- Tidak menyebarkan hoaks dan ujaran kebencian yang bisa memicu permusuhan antar kelompok.
Tips melatih sikap toleransi untuk pelajar
- Belajar mendengar: jangan hanya ingin didengar, biasakan mendengar cerita dan pendapat orang lain sampai selesai.
- Mengenal teman dari latar belakang berbeda: ajak ngobrol teman yang beda suku, beda daerah, atau beda minat.
- Latih empati: bayangkan Anda berada di posisi orang yang berbeda pendapat; bagaimana rasanya jika dihina?
- Gunakan bahasa yang baik saat tidak setuju: misalnya “Saya kurang setuju, karena…”, bukan langsung “Pendapatmu salah!”.
- Batasi konten negatif di media sosial yang memprovokasi kebencian antar kelompok.
- Perkuat pemahaman agama: dengan ilmu yang benar, seseorang lebih tenang menghadapi perbedaan dan tidak mudah goyah.
Risiko jika toleransi disalahpahami
Toleransi yang tidak dipahami dengan benar bisa menimbulkan beberapa masalah:
- Terlalu keras: menolak semua perbedaan, merasa diri paling benar, mudah memusuhi orang yang berbeda → berujung pada konflik dan kekerasan.
- Terlalu longgar: menganggap semua agama dan kebenaran sama saja, meremehkan batas halal–haram, dan siap berkompromi dalam hal akidah.
- Salah sasaran: mengatasnamakan toleransi untuk membenarkan perbuatan yang jelas-jelas merugikan orang lain (korupsi, kezaliman, pelanggaran hukum).
- Perpecahan sosial: jika kelompok-kelompok dalam masyarakat saling curiga dan tidak mau menghargai perbedaan, persatuan Indonesia bisa terganggu.
Karena itu, sikap yang tepat adalah seimbang: menghargai manusia, menjaga persatuan, dan pada saat yang sama tetap memegang teguh prinsip dan keyakinan yang benar.
FAQ: Pertanyaan seputar toleransi dalam kehidupan sehari-hari
1. Apakah toleransi berarti semua agama dianggap sama benarnya?
Tidak. Toleransi bukan berarti menyamakan semua ajaran agama. Seorang muslim tetap meyakini agamanya sebagai kebenaran, tetapi dalam waktu yang sama menghormati hak orang lain untuk beribadah menurut keyakinannya. Jadi, menghormati orangnya, tanpa harus membenarkan semua keyakinan yang berbeda.
2. Apakah saya harus ikut merayakan hari raya agama lain demi toleransi?
Mengucapkan selamat atau menghadiri acara agama lain ada perbedaan pendapat di kalangan ulama. Yang jelas, toleransi tidak mewajibkan seseorang ikut dalam ritual ibadah agama lain. Bentuk toleransi bisa diwujudkan dengan sikap baik: tidak mengganggu, menjaga keamanan, dan menghormati mereka yang sedang beribadah.
3. Bagaimana contoh toleransi di sekolah?
Contohnya: tidak mengejek teman yang berbeda agama atau suku, memberi kesempatan teman menyampaikan pendapat, menghargai teman yang meminta izin untuk ibadah, dan bekerja sama dalam tugas tanpa membeda-bedakan latar belakang.
4. Apa bedanya toleransi dengan acuh tak acuh?
Toleransi berarti peduli dan menghormati perbedaan, sementara acuh tak acuh berarti tidak peduli sama sekali. Orang yang toleran tetap menegur jika ada kemungkaran atau kezaliman, tapi dengan cara yang baik dan sesuai aturan.
5. Bagaimana sikap toleransi terhadap perbuatan yang jelas salah, misalnya bullying?
Toleransi tidak berlaku pada perbuatan zalim atau pelanggaran hukum. Bullying, kekerasan, dan kriminal bukan sesuatu yang harus “ditoleransi”. Justru sikap toleran kepada korban adalah dengan membela, menolong, dan melaporkan tindakan salah tersebut kepada pihak yang berwenang.
6. Mengapa toleransi penting bagi persatuan Indonesia?
Indonesia terdiri dari banyak suku, bahasa, budaya, dan agama. Tanpa toleransi, perbedaan ini mudah menimbulkan permusuhan. Dengan toleransi, masyarakat bisa hidup berdampingan secara damai, saling menghormati, dan bekerja sama membangun negara, sesuai semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
Comments
Post a Comment