Diperbarui: 18 Desember 2025
Ringkasan cepat:
- Format paling cepat untuk laporan tahunan: 1 tabel per bulan berisi Target, Realisasi, % Pencapaian, dan Selisih.
- Rumus inti: % Pencapaian = Realisasi ÷ Target (pakai IFERROR agar aman saat target = 0).
- Grafik yang paling “dipakai atasan”: kolom Target vs Realisasi + line % pencapaian (combo chart).
Daftar isi
- Kapan laporan target vs realisasi dibutuhkan?
- Apa itu laporan target vs realisasi?
- Syarat & data yang perlu disiapkan
- Langkah membuat laporan target vs realisasi (siap presentasi)
- Tips biar laporan enak dibaca & tidak menyesatkan
- Risiko & kesalahan umum
- FAQ (Pertanyaan yang sering muncul)
- Baca juga di Beginisob.com
Kapan laporan target vs realisasi dibutuhkan?
Menjelang akhir Desember, laporan target vs realisasi biasanya diminta untuk:
- Evaluasi pencapaian penjualan setahun (mana yang tercapai, mana yang meleset).
- Menentukan target tahun depan yang realistis berdasarkan data, bukan perasaan.
- Menentukan strategi: fokus channel, produk, atau wilayah yang paling efektif.
Apa itu laporan target vs realisasi?
Laporan target vs realisasi adalah laporan perbandingan antara:
- Target (angka yang direncanakan), dan
- Realisasi (angka yang benar-benar terjadi).
Yang paling penting bukan hanya “berapa omzet”, tapi:
- % pencapaian (apakah target tercapai),
- selisih (gap) (kurang/lebih berapa), dan
- tren bulanan (bulan mana paling kuat/lemah).
Catatan amanah: laporan target vs realisasi harus jujur. Angka yang dimanipulasi bisa menyesatkan keputusan, merugikan tim, dan masuk kategori kecurangan yang tidak dibenarkan.
Syarat & data yang perlu disiapkan
- Target per bulan (omzet atau jumlah unit, pilih salah satu agar tidak campur aduk).
- Realisasi per bulan (diambil dari rekap penjualan tahunan).
- Kalau kamu ingin lebih detail, siapkan juga target per sales, per channel, atau per produk (opsional).
Langkah membuat laporan target vs realisasi (siap presentasi)
1) Buat 1 sheet “Target_Realisasi” (contoh tabel + kolom A, B, C…)
Ini format paling sederhana dan paling sering dipakai di kantor/UMKM:
| A: Bulan | B: Target (Rp) | C: Realisasi (Rp) | D: Selisih (Rp) | E: % Pencapaian | F: Status | G: Catatan |
|---|---|---|---|---|---|---|
| Jan-2025 | 50000000 | 47000000 | (otomatis) | (otomatis) | (otomatis) | Banyak retur marketplace |
| Feb-2025 | 52000000 | 61000000 | (otomatis) | (otomatis) | (otomatis) | Promo bundling laku |
Makna tiap kolom:
- A = Bulan (format teks “Jan-2025” boleh, atau format tanggal awal bulan juga boleh).
- B = Target omzet (jangan campur target unit dan target rupiah dalam 1 kolom).
- C = Realisasi omzet (diambil dari rekap penjualan tahunan).
- E = Persentase pencapaian (kunci laporan).
2) Isi rumus inti (pakai referensi sel, bukan “kira-kira”)
Selisih (D2):
=C2-B2
Artinya: realisasi dikurangi target. Jika hasil negatif, berarti belum mencapai target.
% Pencapaian (E2) yang aman:
=IFERROR(C2/B2,0)
Artinya: jika target (B2) = 0 atau error, hasil dibuat 0 agar tidak muncul #DIV/0!.
Lalu formatkan kolom E menjadi Percent (%).
Status (F2) otomatis (contoh):
=IF(E2>=1,"Tercapai","Belum")
3) Kalau Realisasi mau diambil otomatis dari data transaksi (opsional tapi bagus)
Kalau kamu sudah punya rekap penjualan tahunan (misalnya dari Pivot Table), kamu bisa tarik nilai realisasi per bulan dari sana.
- Misal kamu punya sheet Pivot_Rekap yang sudah berisi omzet per bulan.
- Ambil nilai per bulan ke kolom C dengan referensi (sesuaikan dengan struktur Pivot-mu).
Kalau data transaksi mentah punya kolom Tanggal dan Total, kamu juga bisa pakai SUMIFS per periode bulan (lebih “rumus murni”):
=SUMIFS(Data_Penjualan!$G:$G,Data_Penjualan!$A:$A,">="&$H2,Data_Penjualan!$A:$A,"<"&EDATE($H2,1))
Catatan: di rumus ini, H2 adalah tanggal awal bulan (misalnya 01/01/2025). Ini cocok jika kamu menyimpan “Bulan” sebagai tanggal awal bulan.
4) Buat grafik “yang paling dipahami atasan” (Target vs Realisasi)
- Blok kolom A, B, C (Bulan, Target, Realisasi).
- Insert → Column Chart (Clustered Column).
- Kalau ingin tambah garis % pencapaian: tambahkan seri kolom E lalu ubah menjadi Combo Chart:
- Target = Column
- Realisasi = Column
- % Pencapaian = Line (pakai Secondary Axis)
5) Tambahkan baris “TOTAL SETAHUN” (biar ringkas)
Di baris paling bawah (misalnya baris 14 jika 12 bulan), buat total:
- Total Target:
=SUM(B2:B13) - Total Realisasi:
=SUM(C2:C13) - % Pencapaian Total:
=IFERROR(C14/B14,0)
Tips biar laporan enak dibaca & tidak menyesatkan
- Pisahkan target omzet vs target unit. Kalau ingin dua-duanya, buat dua tabel.
- Tulis catatan singkat di kolom G untuk bulan ekstrem (naik tajam/anjlok) agar tidak jadi “angka kosong”.
- Jangan menutupi retur/refund kalau itu memang mengurangi omzet bersih. Pilih definisi: omzet kotor atau omzet bersih—lalu konsisten.
- Kalau tim HR juga butuh laporan tahunan, pisahkan filenya atau minimal pisahkan sheet agar tidak campur laporan penjualan dan HR dalam satu halaman.
Risiko & kesalahan umum
- Target 0 → muncul #DIV/0! kalau tidak pakai IFERROR.
- Bulan tidak konsisten (misal ada “Sept” dan “Sep”) → grafik dan rekap jadi berantakan.
- Realisasi tidak sinkron dengan rekap penjualan tahunan karena data transaksi belum lengkap / ada transaksi dobel.
- Campur omzet dan laba: target omzet berbeda dengan target laba. Jika ingin laba, buat tabel terpisah (misalnya omzet, HPP, laba kotor).
FAQ (Pertanyaan yang sering muncul)
1) Lebih baik target vs realisasi pakai omzet atau jumlah unit?
Kalau tujuanmu evaluasi cashflow dan pertumbuhan penjualan, pakai omzet. Kalau tujuanmu kontrol volume produksi/stok, pakai unit. Jangan dicampur dalam 1 kolom.
2) Kenapa % pencapaian saya di atas 200% padahal omzet terasa biasa?
Biasanya target terlalu kecil, atau realisasi yang dipakai adalah omzet kotor (belum dikurangi retur/refund). Pastikan definisi angka yang kamu pakai konsisten dari awal.
3) Kalau target berubah di tengah tahun, bagaimana?
Masukkan target per bulan sesuai revisi bulan itu. Yang penting, kamu punya catatan kapan target direvisi agar evaluasinya adil.
4) Bisa nggak laporan ini dibuat per sales atau per channel?
Bisa. Caranya: buat tabel target per sales/channel, lalu tarik realisasi dengan Pivot (filter sales/channel) atau SUMIFS dengan kriteria tambahan.
5) Apakah grafik wajib?
Tidak wajib, tapi sangat membantu. Banyak atasan lebih cepat paham grafik dibanding tabel panjang.
Baca juga di Beginisob.com
- Rekap Penjualan Tahunan di Excel dengan Pivot Table: Omzet per Produk, per Bulan, dan per Sales
- Contoh Laporan HR Akhir Tahun (Excel): Absensi + Cuti + Lembur + Ringkasan 1 Halaman
- Rekap Cuti Tahunan Karyawan di Excel: Jatah, Terpakai, Sisa Otomatis
- Template Rekap Absensi Karyawan Setahun di Excel
- Cara Menghitung Persen Kenaikan dan Penurunan (Termasuk di Excel)
- Cara Menghitung Persen untuk Pemula (Termasuk di Excel)
- Cara Membuat Laporan Keuangan Sederhana di Excel
Comments
Post a Comment