Diperbarui: 21 Desember 2025
Ringkasan cepat:
- Telur yang “baik” itu bukan cuma utuh, tapi juga segar, bersih, dan aman: cangkang tidak retak, tidak berbau aneh, dan disimpan dengan benar.
- Di toko/pasar, pakai checklist 1 menit: cek retak, cek kebersihan, goyang pelan, dan pilih yang tersimpan rapi (bukan terkena panas).
- Di rumah, tes paling praktis adalah tes air: telur segar cenderung tenggelam; telur yang mengapung biasanya sudah tua dan lebih berisiko.
- Untuk keamanan, hindari kebiasaan “cuci telur lalu disimpan” karena bisa membuka pori cangkang; kalau kotor, lap kering dan cuci cepat tepat sebelum dipakai.
- Kalau kamu mengolah telur untuk jualan, biasakan pecah telur di mangkuk terpisah (anti-rusak satu adonan) dan terapkan alur kerja bersih-kotor agar higienis.
Daftar isi
- Apa yang dimaksud telur yang baik (segar & aman)?
- Checklist 1 menit memilih telur di toko/pasar
- 7 ciri telur yang baik yang bisa dicek tanpa alat
- Tes kesegaran telur di rumah (tes air, candling, dan tes mangkuk)
- Cara menyimpan telur agar awet dan aman dikonsumsi
- Kesalahan umum saat memilih & menyimpan telur
- FAQ seputar cara memilih telur yang baik
- Baca juga di Beginisob.com
Apa yang dimaksud telur yang baik (segar & aman)?
“Telur yang baik” umumnya berarti telur yang masih segar (kualitasnya belum turun jauh) dan aman (cangkang utuh, tidak terkontaminasi, serta disimpan dengan benar). Telur yang sudah tidak segar biasanya ditandai oleh putih telur yang encer, kuning telur mudah pecah, dan aroma yang kurang sedap saat dibuka.
Penting juga dipahami: warna cangkang (putih vs cokelat) bukan penentu rasa atau gizi; itu lebih terkait jenis ayamnya. Fokus kita di artikel ini adalah indikator yang paling “stabil”: kondisi cangkang, cara penyimpanan di penjual, dan uji sederhana di rumah.
Checklist 1 menit memilih telur di toko/pasar
Kalau kamu sedang belanja cepat, pakai urutan ini. Prinsipnya mirip saat memilih bahan segar lain: utamakan indikator yang paling mudah divalidasi. Contoh pendekatan “checklist 1 menit” juga dipakai di artikel Cara Memilih Semangka yang Manis dan Matang di Pasar: 7 Ciri Paling Akurat + Checklist 1 Menit, hanya saja pada telur indikatornya berbeda.
- Cek retak: pilih yang cangkangnya utuh, tanpa retak rambut (hairline crack) sekalipun.
- Cek kebersihan: hindari yang berlendir, berjamur, atau kotor basah (lebih berisiko kuman menempel).
- Goyang pelan: dekatkan ke telinga dan goyang tipis. Jika terdengar “ceprat-ceprut” atau terasa ada “gelombang”, sering kali sudah tua/kurang segar (anggap indikator tambahan, bukan penentu tunggal).
- Pilih yang disimpan teduh: telur yang kepanasan (kena matahari lama) lebih cepat turun kualitasnya.
- Ambil dari tray bagian tengah: biasanya lebih aman daripada tray pinggir yang sering terbentur.
7 ciri telur yang baik yang bisa dicek tanpa alat
1. Cangkang utuh dan tidak retak
Retak sekecil apa pun membuat kuman lebih mudah masuk. Kalau kamu menemukan retak rambut, lebih aman jangan dibeli.
2. Permukaan kering, tidak berlendir, tidak berjamur
Telur yang terasa licin/berlendir bisa berasal dari cangkang yang basah dan kotor. Ini bukan indikator “segar”, justru bisa jadi tanda penanganan kurang higienis.
3. Bentuk normal (tidak gepeng ekstrem) dan ukuran konsisten
Bentuk aneh tidak selalu berarti busuk, tapi untuk belanja harian, lebih aman pilih telur dengan bentuk normal dan ukuran yang relatif seragam agar matang merata saat dimasak.
4. Terasa berat wajar untuk ukurannya
Telur yang terlalu “ringan” untuk ukurannya biasanya punya ruang udara lebih besar (indikasi lebih tua). Ini bukan satu-satunya patokan, tapi bisa jadi sinyal awal.
5. Tidak berbau aneh dari luar
Telur busuk kadang sudah mengeluarkan bau menyengat walau belum dipecah. Kalau dari luar sudah ada bau sulfur/anyir yang tidak wajar, skip.
6. Tray/karton penjual bersih dan tidak lembap
Ini sering dilupakan. Tray yang lembap dan kotor membuat telur mudah terkontaminasi, apalagi kalau disimpan bercampur telur lama dan baru.
7. Cara penyimpanan penjual “masuk akal”
Kalau kamu belanja di tempat yang volume besar (warung besar/toko bahan kue), peluang telur lebih cepat habis biasanya lebih tinggi, sehingga stok cenderung lebih baru. Untuk pemilik toko yang ingin mengelola stok bahan cepat rusak (termasuk telur), konsep perputaran stok bisa dipelajari di Cara Menghitung & Menganalisis Perputaran Persediaan (Inventory Turnover) untuk UMKM.
Tes kesegaran telur di rumah (tes air, candling, dan tes mangkuk)
Setelah telur dibeli, kamu bisa lakukan 3 tes ini. Jangan jadikan satu tes sebagai “hakim tunggal”; lebih aman pakai kombinasi.
Langkah 1: Tes air (paling populer dan cepat)
- Siapkan mangkuk berisi air bersih (suhu ruang).
- Masukkan telur perlahan.
- Interpretasi hasil:
- Tenggelam dan rebah di dasar: umumnya paling segar.
- Tenggelam tapi berdiri: masih bisa dipakai, tapi kualitasnya sudah menurun (sebaiknya segera dimasak, jangan disimpan lama).
- Mengapung: menandakan telur sudah tua (kualitas menurun). Untuk aman, lebih baik tidak digunakan. Jika kamu tetap ingin memastikan, pecah di mangkuk terpisah lalu cek bau dan tampilannya—kalau ada bau aneh, buang.
Langkah 2: Candling (pakai senter/flashlight)
Di ruangan agak gelap, sorot telur dengan senter dari belakang. Telur yang lebih segar biasanya tampak memiliki ruang udara (air cell) yang kecil. Kalau ruang udara tampak besar dan telur terlihat “kosong”/banyak bayangan bergerak, kemungkinan sudah tua.
Langkah 3: Pecah telur di mangkuk terpisah sebelum dicampur masakan
Ini kebiasaan kecil yang sangat membantu, terutama kalau kamu memasak banyak telur sekaligus. Telur yang segar biasanya putihnya lebih “mengumpul” dan kuning telurnya cembung. Jika putihnya sangat encer dan menyebar, itu tanda telur lebih tua. Jika tercium bau busuk, jangan diteruskan.
Cara menyimpan telur agar awet dan aman dikonsumsi
Setelah memilih telur yang bagus, penyimpanan adalah kunci supaya kualitasnya tidak cepat turun. Berikut cara yang paling aman untuk kebanyakan rumah tangga.
1. Jangan cuci telur untuk disimpan
Kebiasaan mencuci telur lalu menyimpannya sering membuat telur lebih cepat rusak karena permukaan cangkang menjadi lebih “terbuka”. Kalau ada kotoran kering, cukup lap kering. Kalau ada kotoran basah yang sulit dibersihkan, lebih aman cuci cepat tepat sebelum dipakai, lalu langsung dimasak.
2. Simpan di kulkas jika memungkinkan (stabil dan aman)
Simpan telur di rak bagian dalam (bukan di pintu kulkas) agar suhu lebih stabil saat pintu sering dibuka-tutup. Gunakan wadah/tray yang bersih dan kering.
3. Jauhkan dari bahan berbau tajam
Telur bisa menyerap bau. Jauhkan dari ikan asin, durian, atau bumbu beraroma tajam agar tidak memengaruhi aroma telur saat dimasak.
4. Kalau telur dipakai untuk usaha kuliner
Untuk kebutuhan usaha, pastikan alur bersih-kotor, alat masak, dan penyimpanan bahan tertata. Jika kamu mengambil telur langsung dari produsen/peternak untuk suplai rutin, pemahaman standar higiene produk hewan (termasuk telur) bisa kamu lihat di Cara Mengurus Sertifikat NKV untuk Usaha Peternakan Skala Kecil (Panduan Praktis 2025).
Kesalahan umum saat memilih & menyimpan telur
- “Yang penting murah” lalu ambil telur retak: retak kecil bisa membuat telur cepat rusak dan berisiko.
- Campur telur lama dan baru dalam satu wadah tanpa dipisah: telur yang lebih tua sebaiknya dipakai duluan (prinsip FIFO).
- Menyimpan dekat panas (atas rice cooker, dekat kompor, dekat jendela): telur cepat turun kualitasnya.
- Tidak cek bau setelah dipecah: selalu pecah di mangkuk terpisah sebelum dicampur adonan, terutama untuk kue.
FAQ seputar cara memilih telur yang baik
1. Telur mengapung di air, apa pasti busuk?
Biasanya telur sudah tua karena ruang udara membesar. Telur yang mengapung tidak otomatis “pasti busuk”, tetapi kualitasnya menurun dan risikonya lebih tinggi. Untuk aman, lebih baik tidak digunakan. Jika ragu, pecah di mangkuk terpisah dan cek bau serta tampilannya—jika ada bau aneh, buang.
2. Telur putih lebih bagus daripada telur cokelat?
Tidak. Warna cangkang lebih dipengaruhi jenis ayam. Fokus pada kesegaran, cangkang utuh, dan cara penyimpanan.
3. Bolehkah menyimpan telur di pintu kulkas?
Kurang ideal karena pintu kulkas sering berubah suhu saat dibuka-tutup. Lebih stabil jika disimpan di rak bagian dalam.
4. Telur kotor, harus dicuci dulu atau tidak?
Untuk penyimpanan, lebih aman tidak dicuci. Lap kering jika kotorannya kering. Jika terpaksa dicuci karena kotor basah, cuci cepat tepat sebelum dipakai, lalu langsung dimasak.
5. Kalau mau jualan telur asin/olahan, perlu izin apa?
Karena masuk kategori pangan olahan dalam kemasan, biasanya perlu legalitas dan pemenuhan standar keamanan pangan. Gambaran langkah dan syaratnya bisa kamu pelajari di Cara Mengurus Izin Edar BPOM Pangan Olahan UMKM 2025: Syarat, Langkah, & Tips Lolos Pemeriksaan.
Baca juga di Beginisob.com
- Cara Memilih Durian yang Manis dan Legit di Pasar: 9 Ciri yang Bisa Dicek (Aroma, Duri, Pangkal, Tangkai) Tanpa Harus Dibuka
- Cara Memilih Melon yang Manis dan Matang di Pasar: 7 Ciri Paling Akurat + Checklist 1 Menit (Anti Zonk)
- Keuntungan Bisnis Sembako dan Tantangan yang perlu Anda ketahui
- Panduan Izin Usaha Restoran dan Kafe via OSS RBA 2025: NIB, KBLI 56101, dan Sertifikat Standar
- Cara Mengurus Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS) untuk Kafe & Kedai Minuman 2025
Comments
Post a Comment